Wednesday, July 27, 2011

Nehi..., nehi..., I'm not Hindi Pt. 2

"Jadi, Nai? gimana? udah ada yang salah kira belum?" Seorang temanku tiba-tiba bertanya, ketika kami sedang chatting.
"Salah kira apaan?"
"Salah kira loe orang India! hhahahahaha...."
"Sialaaannn loooooeee! Tapi bener sih..., udah ada yang ngira gue orang india.... sial banget!"
Temanku langsung tertawa terbahak-bahak membaca jawabanku.

Suatu hari, ketika sudah malam, dan sedang menunggu lift untuk pulang, tiba-tiba datang seorang laki-laki India, ikut menunggu lift. Dia melihat ke arahku, dan tiba-tiba berkata,
"Excuse me...."
"Yes?"
"Are you Indian?
"No, I am INDONESIAN." mulai dongkol dalam hati. "why?"
"Oh, because you look like Indian, there are not many Indian women in here."
"Sorry, but I'm Indonesian."

Kali lain ketika di gereja, aku disambut oleh seorang pria Afrika berbadan besar....
"Hallo! I saw you from last week..., whats your name again?"
"I'm Natasha."
"Natasha..., are you Indian?"
"No, I'm Indonesian" memasang senyum, padahal rasanya pengen teriak.

Aaarrrggghhhh..., ampun deeeehhhh..., udah jauh-jauh gue ke Jepang, masih ada juga kejadian begini?!?!?!?

Mungkin mulai sekarang, kalo kenalan sama orang, kalimatnya default-nya mesti:
Hallo, I'm Natasha, and I am Indonesian.

HAH!

Tuesday, July 26, 2011

Disini aman kookk!

Aku sedang tertimbun pekerjaan. Setelah hampir 2 bulan aku bengong, ya..., aku betul-betul bengong, as in datang ke kantor, duduk-duduk menunggu jam 6 sore, lalu pulang. Akhirnya sekarang aku mulai sibuk, dan berada di ambang histeris..., hahahahaha.

So, karena kesibukanku ini, akhirnya aku sering pulang malam.... As in jam 9 malam. As in hampir setiap hari.


Kemarin, sangking sibuknya aku tidak sempat bertukar kabar dengan teman baikku di Jakarta. Suatu hal yang jarang terjadi, karena kami selalu saling menelpon, atau setidaknya saling meng-email, untuk bertukar kabar pekerjaan. Hari itu, sama sekali tidak ada email atau telpon dari kedua belah pihak. Ternyata kami sedang sama-sama sibuk sekali. Sampai akhirnya, ketika sudah jam setengah 8 malam waktu Jepang, telponku berbunyi.

Me : Hallo?
Tmn : Cumi, loe belum pulang?
Me : Gak usah nanya maaliihhhh, loe sendiri?
Tmn : Hahaha, sama gue juga, lagi ribet nih....
Me : Loe pikir gue kaga?
Tmn : Makanya dari tadi gak ada email en telpon yak? Jadi gue iseng ngecek loe masih ada apa enggak.
Me : Cape deee..., masih lama kayanya gue....
Tmn : Masih lama? Loe mau pulang jam berapa? Loe gak liat ini dah jam berapa?
Me : Kaga pa-pa kalii..., disini mah aman, gue pulang malem juga, jalanan aman.
Tmn : Gak usah disitu, disini juga loe aman kok, siapa juga yang mau nyolek loe? begitu liat, ternyata loe sama ama mereka...hahahahaha...
Me : &*(@^&!%@*&%$*(!#&^$!#&*
Tmn : Ya udah malih, jangan pulang kemaleman loee....

Kami mengakhiri telpon kami.

Akhirnya aku keluar kantor jam 9 malam. Sambil memasang earphone di telinga, dan sambil menggerogoti roti, aku berjalan menuju stasiun subway. Baru saja, aku hendak turun tangga, menuju subway di bawah..., tiba-tiba seorang pria jepang separuh baya (btw, kalo dibilang separuh baya itu sebenarnya umur berapa ya?
40an? 50an? well, cowo itu sekitar umur itu lah) menghampiriku....

40 : hallloooo...blablablbalbabalblba (ngomong pake bahasa jepang)
Me : eehhmmm..., Nihongo wakarimaseng (dont understand japanese) (mulai berjalan mundur dan menuruni tangga)
40 : blablabalbalb...drink? drink? (sambil memperagakan gaya minum)
Me : aah...no...no...(semakin menjauh dan menuruni tangga, si bapak itu udah bau alkohol)

Si bapak itu akhirnya pergi, ketika aku melanjutkan perjalananku menuju subway, aku tertawa dalam hati..., hahahaha..., padahal baruuu aja bilang kalo disini aman. Hehehehe.

Monday, July 18, 2011

Adikku dan Sepedanya

Adik-ku begitu bersemangat ingin membeli sebuah sepeda, sepertinya ia terpengaruh dengan kenyataan bahwa sekarang di Jakarta sedang nge-trend sekali "Bike to Work.” sehingga ia ingin melakukan hal yang sama. Dari beberapa bulan sebelum, ia sudah sering berkata, “Gue mau beli sepeda!”

“Untuk apaan?” tanyaku.

“Untuk ke kantor dong, gue mau ngantor naik sepeda aja.”

“Bahaya kali…, loe gak ngeliat orang-orang di jalan kaya apaan kalo nyetir?”

Gpp, gue mau beli sepeda….”

“Terserah sih, asal ada duitnya aja….

Setelah beberapa bulan berselang, akhirnya dia betul-betul membeli sepeda. Ia rupanya sudah men-survey beberapa toko sepeda di sekitar rumah, yang bisa ia hampiri. Suatu hari ketika pulang ke rumah, tiba-tiba sudah ada sepeda diparkir di ruang tamu.

“Jo! Ini sepeda loe?” aku berteriak memanggil adikku.

“Iya dong….!”

Loe udah beli perlengkapannya lengkap?”

“Itu udah ada lampunya, tempat minum segala macem….”

“Helm-nya mana? Masa loe naik gak pake helm?”

kaga ada, uangnya gak cukup….”

Mana bisa kaya gitu, kalo mau ke jalan ‘gede’ ya…, pake helm lah!”

“Oh iya…, ngomong-ngomong…, gue pinjem duit dong….”

Lah, udah bisa beli sepeda, kok masih minjem duit?”

Duit gue abis buat beli sepeda semua….” Katanya sambil cengengesan.

Whuuuaaattt???”

Keesokan pagi-nya, dengan penuh semangat ia bersiap-siap untuk naik sepeda ke kantornya. Seperti biasa aku selalu berangkat paling pagi…, jadi aku tidak tahu kelanjutan perjalanannya. Sampai tiba-tiba di kantor, ibuku meng-sms, katanya, “Nay, Jo pulang lagi pake sepedanya….” Dalam otak-ku aku sudah berpikir segala macam kemungkinan. Aku langsung menelpon ibuku bertanya, apa yang terjadi. Aku disuruh menelpon adikku saja ke kantornya.

Loe kenapa, Jo? Katanya balik lagi ke rumah? Bukannya loe tadi naik sepeda?”

Ho oh…, tapi tiba-tiba di tengah jalan, ban dalemnya keluar gitu….”

Lah, terus?”

“Untung aja, gue belum gitu jauh, jadi gue balik rumah lagi.”

“Sepedanya loe dorong sampe rumah?”

Kaga, gue nyetop bajaj.”

Emang bisa sepeda segede gitu, masuk bajaj?”

“Bisa dong, abangnya semangat banget malah…, dan juga karena gue kasi duit lebih sih…, heheheh…. Sepedanya diiket di belakang.”

“Jadi loe ke kantor gimana?”

“Naik Ojek, hahahaha….

Setelah kejadian itu, dan setelah beberapa kali sepedanya dibetulkan(masih ada beberapa kerusakan lagi setelah itu), adik ku memutuskan bahwa, ia akan mencoba naik sepeda ke tempat yang dekat dulu, ke gereja misalnya. Suatu hari, ketika aku sudah di rumah, ia kembali dengan sepedanya. Setelah memarkir sepeda itu, ia datang dan duduk di sebelahku, meluruskan kakinya. Napa, loe?”

“Jangan tanya, gue cape” jawabnya.

Emang loe darimana?”

“Gereja. Ternyata naik sepeda bolak-balik gereja cape juga ya….” Katanya masih dalam posisi yang sama, sambil menutup mata.

Huauhauahauhahu…, terus, loe udah sok-sok-an mau naik sepeda ke kantor? Yang ada begitu nyampe kantor, tidur loe…!”

Akhirnya—sepertinya sampai saat ini juga, tapi aku tidak tahu jelas, karena aku disini dan ia disana, tapi feeling-ku sepertinya benar—ia tidak pernah menggunakan sepedanya ke kantor. Yang terjadi malah, jika hari sabtu, atau hari minggu, ia suka menawarkan…, “kalian gak mau main sepeda?”

Hahahahahaha…. Ya udah, yuuukkk…, ayo kita beli hotdog, sambil naik sepeda.

Spreekt U Engels?

Tiba-tiba teringat jaman kuliah dulu…, ketika kelas speaking atau spreken—karena kami mempelajari bahasa belanda—kami sedang membahas soal, apa yang harus kami katakan—dalam bahasa belanda tentunya—kepada orang di jalan, jika kami tersesat atau kehilangan arah.

Setelah mempelajari berbagai jenis kalimat bertanya arah, dosenku tiba-tiba bertanya, “B! wat zou je zeggen?" (B! Apa yang akan kamu katakan?—jika tersesat tentunya.)

Temanku dengan tanpa ragu-ragu menjawab, “spreekt u engels?” (Do you speak English?) sambil tersenyum lebar.

Dosenku—yang kebetulan berbadan besar—hanya menjawab, “saya tiban ya kamu….”

Hahahaha…, masa-masa yang menyenangkan.

Saturday, July 16, 2011

Tan-ER!

Aku bertambah hitam!

Aku betul-betul bertambah hitam! Dan sialnya, aku tidak seberuntung orang-orang lain, yang ketika kulitnya bertambah hitam karena matahari, dalam hitungan waktu..., sudah kembali ke warna semua. Nooo..., not meeee. Aku membutuhkan waktu sampai berbulan-bulan untuk bisa kembali ke warna semula. Yang--sad to say--gak putih-putih amat juga, hahahahhaha.

Tapi sebenarnya sih, aku tidak begitu mempermasalahkan warna kulitku yang bertambah hitam. Aku hanya 'gatel' ngeliat garis di tangan sebelah kiri-ku yang agak terang sedikit, karena bekas jam tangan. Kok, kayanya gak keren banget gitu.... hhuehuehuehue.


So, suatu hari, aku sedang video chat dengan adik dan ibuku di rumah. Ketika mereka melihat ku di layar komputernya di sebelah sana, adik ku tiba-tiba berkata:

J : Nay, kok gelap sih? gak gitu keliatan nih....
N : Ohh...bentar-bentar, gue nyalain lampu yang di meja gue dulu (dengan maksud menambah cahaya)
N : udah keliatan kan? lampunya baru gue nyalain
J : sama aja Nay, ternyata emang loe item deng....

kulang ajaaalll....hahahahhahaa.

Tapi, it's really unavoidable untuk menjadi hitam (baca: lebih gelap) saat summer di Jepang. Aku merasa mataharinya begitu terang..., bagaikan spotlight. Okelah, mungkin spotlight memang agak berlebihan, tapi aku serius..., setiap pagi ketika ke kantor..., matahari terasa begitu....terang.


Untuk menghadapi terang-nya matahari, para wanita disini menggunakan parasol. Bukan umbrella, tapi parasol. Sebuah payung yang hanya untuk bernaung dari sinar matahari. Bahkan ada beberapa yang sudah memakai parasol pun, masih menggunakan--how to say this--sarung lengan? Bukan sarung tangan..., karena bagian tangannya justru tidak ada. jadi betul-betul hanya untuk menutupi mulai dari lengan tangan sampai lengan bagian atas. Aku rasa, mereka sebegitu tidak inginnya menjadi hitam. Eh sebentar..., kulit mereka berbeda dengan kulitku. Kalau aku menjadi hitam, mereka akan menjadi merah. Think..., udang rebus..., yah, seperti itulah.

Kalau aku? tidak usah ditanya..., aku hanya menggunakan topi andalanku.... Me using parasol? Agak sulit untuk diriku sendiri pun, membayangkan jalan-jalan menggunakan parasol hitam dengan renda-renda. Kebanyakan parasol memang warna hitam dan berenda-renda. Tapi sisi baiknya adalah, di negara ini, mereka menjual topi dengan berbagai model! Huaa..., me likey hat.

Karena udara yang panas, dan karena kantorku juga mencanangkan program saving energy--selama musim panas, AC hanya akan dipasang di suhu 28deg--aku selalu menggunakan baju lengan pendek atau yang berbahan agak tipis. Tapi karena 'seseorang' agak rewel dengan masalah baju, aku harus memilih dengan hati-hati baju apa yang bisa aku gunakan di hari jumat, yang katanya, adalah casual friday, tapi ternyata menurut 'seseorang' itu tidak.

Aku mempunyai cerita yang terpisah untuk kasus diatas. Huh!

But anyways..., suatu jumat aku memutuskan untuk menggunakan kaos lengan buntung dan cardigans ke kantor. Aku pikir tentunya tidak sopan--untukku--jika menggunakan baju lengan buntung ke kantor, kan? Sampai tiba-tiba bos ku datang dan bertanya :

B : Natasha, kenapa pakai ini? dingin ka? (bos ku makin jago di bahasa indonsia)
N : No... O san, so I wouldn't get darker hahahah....joking..., joking.... (jawaban paling ngasal di seluruh dunia, karena aku malas menjelaskan kalau aku pake baju lengan buntung)
B : Ha? Did you already get sun tan?
(dalam hati, boooo..., gue emang udah tan dari duluuuu..., sekarang jadi tan-ER!)
N : Yeesssss! (sok prihatin en nunjukin garis bekas jam tangan di lengan) see?
B : hoo yaa..., but Indonesia is also hot ya?
N : Yes, but I dont walk as much as in Japan, I can use ojek or angkot yaa....
B : Yes, you are correct.

Akhirnya dia pergi..., tapi aku rasa dia tidak menangkap kata "joking" yang aku lontarkan, dan menganggap serius kata-kataku..., oh well....

Sunblock spf 100, here I come!

Wednesday, July 13, 2011

Anniversary?

Ketika sedang ber-email-email-an ria dengan seorang temanku, yang kebetulan adalah salah satu penggemar blog ku ini. (Aku yakin dia akan membaca blog-ku ini, dan akan memberi komentar hahaha....) Dia berkata, "Nay, loe bikin anniversary blog loe, dong."

Hah? Anniversary? Saat itulah aku baru menyadari bahwa ternyata sudah 4 tahun sejak aku menulis di blog ini. 4 years??? 4 YEARS??? Kemana perginya 4 tahun itu, kok, rasanya cepat sekali?

Ketika aku mulai menulis blog ini, aku baru berumur..., ehm..., oke marilah kita anggap topik kalimat awal tadi tidak pernah terlontar, dan beralih ke topik lain. Sekarang.

Mengubah haluan topik.

Ternyata aku sudah mulai menulis sejak tahun 2008. Tak kusangka, aku cukup konsisten juga untuk menulis di blog ini, hehehehhe.

Mungkin benar juga kata temanku itu. Sepertinya seru juga kalau aku bisa menulis edisi anniversary. Walaupun cukup membingungkan juga, mesti nulis apa toh?

Thursday, July 7, 2011

Heli..., guk..., guk..., guk...!

Baiklah, aku akan mengakui aku memang sering sekali melakukan banyak hal-hal bodoh. Seperti mulai menari-nari di Timezone, karena menikmati lagu yang sedang dimainkan kakakku di permainan menabuh drum, misalnya. Sebentar..., itu sebenarnya melakukan hal bodoh? atau gak tau malu?

Anyways....

Pagi ini, tiba-tiba aku teringat sebuah hal bodoh yang pernah aku lakukan ketika masih bekerja di hutan dulu. Ketika itu, semua orang sedang pergi ke lapangan, dan hanya ada aku, dan seorang temanku si "I" (Dia adalah orang yang sama yang menertawaiku, ketika aku jatuh, kalau-kalau ada yang pernah membaca blog-ku yang itu). Kami sedang asyik mengobrol, dari bangku kami masing-masing, tidak mau repot berdiri dan menghampiri yang lain, berteriak agar yang lain mendengar.

Aku bahkan tidak ingat apa inti dari pembicaraan kami, sampai tiba-tiba aku memutuskan untuk menyanyikan sebuah lagu..., "Heli! guk..., guk..., guk...! Kemari..., guk..., guk..., guk...." Tiba-tiba aku mendengar suara orang tertawa dari belakangku....


what?!?!?!? Aku langsung menengok....

Ternyata ada seorang Jepang yang sedang duduk dengan manisnya di kursinya di belakangku. Ruangan ini, ada dua pintu masuk, dari depan dan belakangku, aku pasti tidak menyadari ketika dia masuk dari belakang tadi....

Dia bertanya, "Natasha, what are you singing?"

Aku hanya bisa cengengesan..., "It's a children song, about a dog...." Masih sambil cengengesan....

Dia hanya tersenyum-senyum mendengar jawabanku, dan melihat kelakuanku juga, kurasa.

Yah, sudahlah, hitung-hitung aku menghibur seseorang....