Friday, March 27, 2009

Impact dari Krisis Global terhadap perekonomian Indonesia, dan pengaruhnya terhadap kehidupan Pribadi

Jam makan siang tadi, bukannya tidur siang seperti biasanya, aku dan teman-temanku malah asik ngobrol. Mulai dari pengalaman kerja kami di perusahaan lama, sewaktu di wawancara, dan hal-hal lainnya.
Ketika yang lain kembali dari sholat jumat, perbincangan semakin meluas, kami jadi membicarakan tentang, “Impact dari Krisis Global terhadap perekonomian Indonesia, dan pengaruhnya terhadap kehidupan Pribadi.” Topik yang sangat dalam bukan?
Jadi apa yang kami bicarakan? Temanku berkata, banyak sekali perusahaan-perusahaan besar yang mulai ‘melepas’ karyawan-karyawannya. Temanku yang lain berkata bahwa kabarnya BP (British Petroleum) akan dijual.
Eh, katanya BP mau dijual, loh,” Temanku berkata.
Oh, ya? Berapaan harganya?” Tanyaku.
Yah, tergantung, loe belinya banyak, gak? Kalo banyak bisa dapet murah,” Ia menjawab.
Kalo beli kodi-an, gimana?” Aku bertanya lagi.
Kalo banyak, barangnya pasti bagus, gak?” Tanya seorang bapak di tempatku.
Yah, pak..., paling ada jahitannya yang lepas dikit, tapi di bagian dalem, jadi gak bakal keliatan.” Aku menjawab pertanyaannya.
“BP itu sebenarnya singkatan dari apa, sih? Tukang Jahit ya?” Temanku yang lain bertanya.
“Kita kongsi aja, belinya!” Seorang temanku yang lain berteriak.

Hehehe..., kami butuh cuti, secepatnya! :P

Welled to augmenting has money?

Jadi ceritanya, Over Time kami sudah mulai dibatasi. Jika dulu kami bisa/boleh masuk setiap hari, senin sampai senin, jam 7 pagi – jam 8 malam. Sekarang mulai dikurangi. Instead of just saying that, hari minggu dan hari libur tidak boleh bekerja (which is kinda funny actually, karena kalau di Jakarta, hari minggu dan libur memang tidak bekerja. Sedangkan disini harus ada larangan terlebih dahulu, bahwa kau tidak boleh bekerja pada hari-hari libur) dari pihak manajemen menghimbau bahwa, We should take a rest on Sunday and holiday, to manage our health.
Barusan saja seorang temanku mengirim email ‘reminder’ sindiran, yang berbunyi :

This is just a reminder.........

After we are all finished in this project, we will be HEALTHY...
(Always manage your health during Sundays and Holidays).

Ia ingin menyindir bahwa, sekarang sudah tidak bisa lagi mencari penghasilan tambahan pada hari-hari libur, karena harus 'menjaga kesehatan.'
Tiba-tiba ia mendapat balasan email dari bapak pekerja di Document Handling, kebetulan si bapak bahasa inggrisnya memang ‘terbatas,’ ia menulis :

But boss, how does thoroughfulness if welled to augmenting has money?

Huahahhaha…. :)) temanku si orang Filipina ini hanya bisa bengong melihat balasannya, dia memanggil kami, tapi tidak ada satupun dari kami yang mengerti apa artinya.
Ketika kutanya langsung ke orangnya, dia berkata, “tadi nyari-nyari aja di kamus, tapi saya juga udah lupa apa artinya, bahasa inggris intelek itu, Nay” sahutnya bercanda.

Hahahhahahaha…, :)) sepertinya cuman Tuhan yang tahu apa yang ingin dia maksudkan….

Waktu itu

Pada saat-saat seperti ini ketika pada pagi hari aku berpikir, ‘hari ini ngapain, ya, di kantor….’ Membuatku teringat akan saat-saat aku datang pertama ke tempat ini, tahun 2006 lalu. Sectionku berada di sebuah ruangan besar dan kami hanya menempati sebuah pojokan kecil. Sementara section-section lain sudah penuh terisi ruangannya, kami belum. Anggota kami belum memulai mobilisasi, dan aku termasuk orang yang datang pertama. Jadi, duduklah kami hanya berempat. 2 jepang, 1 India, dan 1 Indonesia, aku.
Untungnya aku ditaruh di sebuah meja yang terpisah, sehingga mereka tidak tahu apa yang sedang kubuka di komputerku. Sialnya, bos yang ini, agak aneh. Bos-ku yang dari Jakarta belum datang, karenanya sampai saat itu tiba, aku melapor ke wakilnya disini. Sekali lagi, ia agak aneh, ia mengerjakan semuanya sendiri. Bahkan mengantar dokumen pun, ia antarkan sendiri. Mungkin ada yang akan berkata, enak punya bos seperti itu. Tapi bayangkan setiap hari datang ke kantor yang besar, duduk hanya 4 orang di pojokan, hampir setiap saat mereka pergi meeting, dan aku? Aku hanya duduk di mejaku menunggu jam pulang. Bisa dibilang SETIAP hari aku seperti itu. Akhirnya setiap hari aku akan chatting dengan temanku di Inggris, God bless him. Kalau tidak ada Patria, mungkin sekarang aku akan menjadi setengah autis (lebay dikitlah) Perbedaan waktu, yang hanya 2 jam, tetap saja kurang menguntungkan bagiku untuk chatting dengan teman-temanku di Jakarta.
Aku mulai diberikan pekerjaan mungkin setelah kurang lebih 2 bulan bengong-bengong gak jelas. Pekerjaan yang diberikan juga, bukan pekerjaan sekretaris, which I’m supposed to do. Tapi aku malah disuruh memeriksa material yang masuk. Dari segala motor, compressor, rotor, contactor, apalah semua barang-barang yang aku bahkan gak ngerti-ngerti amat gunanya untuk apa. Seorang lulusan Sastra Belanda, disuruh memeriksa motor, compressor, rotor, contactor, dan segala tetek bengek lainnya. Jadi aku akan duduk dibalik tumpukan kardus-kardus, memeriksa barang-barang itu. Once again I tell you people, if this project fails, it’s not my fault! Tapi ada juga, sih, pekerjaan yang menyenangkan, ketika salah satu jepang itu, lagi cuti, akhirnya aku ‘tertimpa’ disuruh inspeksi ke lapangan, sok ngerti aja gitu, ke lapangan meriksa barang..., HAHAHAHHAHA…. Tapi at least, aku tidak terkurung terus dan bisa keluar dari kantor…, yah…, lumayanlah, jalan-jalan….