Tuesday, November 18, 2008

Bapak Balthazar…?

Kemarin ketika sedang mengantri untuk ke dokter gigi, tiba-tiba….

“Bapak Balthazar….” perawat memanggil.

Aku menengok kiri-kanan, ikut mencari-cari…, penasaran….

“Natasha Balthazar… ?”

Sial…! Lagi-lagi aku dikira pria.
Ternyata ada kesalahan di data mereka.

And I thought that my name would explain all….

Sunday, November 16, 2008

Makan Yuuukk…!!!

Selamat Makaaannn…..!!!

Ugh…,yuck…!
:-&



Ket. Gambar :

Menu makan siang di kantor, hari Jumat, 14 November 2008.
#:-S

Thursday, November 13, 2008

They are oh…, so…, creative!!!

When I say ‘they,’ I mean is our catering subcontractor. Selain Catering, mereka juga yang mengerjakan segala pekerjaan house keeping. Jadi selain mengurusi makanan, mereka juga mengerjakan segara urusan kamar, seperti membersihkan, juga laundry.

Yang aku maksud kreatif diatas itu, lebih spesifik ke arah cucian. Mungkin mereka bosan melihat seragam kerja kami, yang warnanya abu-abu membosankan (:. Seperti gambar dibawah misalnya. (Sekalian pamer foto….)



Karena rasa bosan itulah, mungkin akhirnya mereka mulai ‘mewarnai’ baju-baju yang kami berikan untuk dicuci. :O)

Suatu hari di camp, teman sebelah kamarku tiba-tiba berteriak, lalu berlari menghampiriku di kamar. “Nay!!!” katanya, “coba loe liat handuk gue, warnanya apa?” X(
Sepertinya tidak ada yang salah, pikirku. Handuk itu terlihat baik-baik saja. “Ungu,” jawabku singkat, melihat keadaan handuknya yang sehat walafiat, berwarna ungu.
“Bukan! Handuk gue ini, aslinya warna pink!!!” :-O
Aku hanya bisa diam ternganga, lalu tertawa terbahak-bahak. Rupanya warna ungu yang aku kira adalah warna asli dari handuk tersebut—berhubung warnanya terlihat merata—ternyata adalah hasil terkena lunturan dari baju yang lain. Hahahahaha…..!!!

Kasus yang lain adalah, ketika seorang temanku, mendapati bahwa bajunya yang baru dikembalikan dari cucian, bukannya tambah bersih, malah terdapat banyak noda cat polkadot kuning yang menghiasi seragamnya, dengan manis. (Membuatku teringat akan lagu lama “she wore an it bitsy teeny weeny, yellow polkadot bikini…,” ada yang tau lagu ini enggak?) Tentunya dia protes. Akhirnya seragamnya itu dicuci kembali. Tapi ketika kembali—kami tahu bahwa harapan kami terlalu tinggi untuk mendapati seragam itu akan bersih total ketika selesai dicuci—totol-totol kuning yang menghiasi seragam temanku, sekarang tersebar merata ke seluruh bajunya. L-)Akhirnya bajunya yang semula berwarna abu-abu, sekarang jadi berwarna kekuning-kuningan. Bordiran nama yang ada di bajunya pun, berubah jadi kuning total. Akhirnya kami sering menggodanya, sepertinya ada seseorang di catering kami yang menyukainya, sampai-sampai bordiran namanya dijahit ulang dengan warna emas. Hehhehehe…. :x

Kasus-kasus lainnya lagi seperti, ketika seorang temanku mencuci jaketnya. Balik dari cucian, jaket sudah berubah jadi cardigan. Menciut rupanya. Kalau temanku ini cewe, sih, mending, masih bisa dipake itu cardigan. Sayangnya dia cowo, jadi menurut kecurigaanku, jaket itu mungkin sudah berakhir di tempat sampah. Temanku yang lain mencuci piyamanya, ketika balik sudah jadi kain perca. Luntur dan tidak berbentuk.

Baru saja kemarin, ketika aku memakai baju bebas ke kantor, seorang temanku yang lain bertanya, “kok, tumben, pake baju bebas, Nay?”
“Iya, nih, baju gue kaga dicuci!!!” aku berkata, sewot.
“Itu, sih, mending Nay, kalo gue, cucian gue jadi pink semua,” katanya memelas. FYI, temanku ini seorang pria.
Ternyata benar, ketika aku perhatikan, memang sekarang seragamnya yang abu-abu itu sekarang bernuansa pink.
HAHAHAHAHA….!!! =))
“Semuanya jadi pink, Nay, ampe baju dalem en celana dalem gue juga jadi pink,” Ia menunjukkan kaos dalamnya yang benar-benar berwarna pink.
Aku hanya bisa berkomentar, “gile, gue aja gak punya baju warna pink. Eh, tapi, Yon, kalo loe udah tau baju loe ampe yang dalem-dalem juga, udah jadi pink, kenapa masih loe pake juga? Kenapa gak pake yang lain aja?”
Nay, kan udah gue bilang tadi, semuanya jadi pink, Nay, semuanya!”
Hahhahaha…,benar-benar speechless :-O. Well, at least there’s a saying, “ A true man, won’t be afraid to wear pink.” I suppose you are a ‘true’ man, kan, Yonn? B-)

Monday, November 10, 2008

Mengheningkan Cipta…, Mulai !

Jadi, kemarin malam kami bertengkar. 8-

Kami mempertengkarkan masalah lirik lagu "Mengheningkan Cipta" yang bisa dibilang, terakhir kali kami nyanyikan adalah semasa SMA dulu, yaaaah, kira-kira 7 - 8 tahun yang lalu, lah.

Entah kenapa, tiba-tiba ia menyanyikan lagu "Mengheningkan Cipta" di telpon, aku akhirnya juga ikut-ikutan menyanyikan lagu itu. Tapi ternyata kami berdua sama-sama lupa lirik lengkapnya,
ehhehehhee.... :D

Aku memulai dengan menyanyikan bait pertama,
"Dengaaaaannnn seluruuuhhh, angkasa raya memujaaaaaa......"

"Memuja? mana ada kata 'memuja' di lagu itu? yang ada juga 'memuji!!!' " Ia mengomel. /:)
"Enak aja, jelas-jelas memuja, kok!" Aku tidak mau kalah....

Lagu dilanjutkan.....sampai mana tadi? oh, ya! "Dengaaaaannnn seluruuuhhh, angkasa raya memujaaaaaa......melawan negara....." Dia melanjutkan nyanyianku.

"Huauhauhhahahaha...." Aku tertawa terpingkal-pingkal. "Mana ada kata 'melawan negara??' yang ada juga 'pahlawan negara!!!' =))
"Eh, enak aja, jelas-jelas tadi aku bilang, pahlawan negara, kok! Kawan...kawan...coba kupingmu itu dikorek dulu!"
"Huh! jelas-jelas tadi loe bilang melawan negara, kok!" Tapi suaraku sudah tidak didengarnya lagi, ia sedang sibuk tertawa terpingkal-pingkal di ujung telpon.

Aku kembali melanjutkan lagu itu....."....angkasa raya memujaaa...pahlawan negara......yang gugur.....(aku lupa) nanananan....di ribaan bendera"

Ia kembali tertawa, "mana ada itu, kata 'nananana', lagian emangnya ada? kata di ribahan bendera??"
"Heh! namanya juga orang lupa! Lagian, macam loe inget aja semua liriknya?" [-X
Lanjut lagi....
"Di ribaan bendera, bela nusa bangsa....kau kukenang wahaai....nananana....bangsa"

Ia kembali sibuk tertawa di ujung telpon, sementara aku terus menyanyikan lagu itu. :))

"Tanda....jasa.....kau......(aku terdiam, tidak tahu lanjutannya)"

"Lanjutannya gimana, sih?" aku bertanya....
"Ehm...." ia berpikir, "Lupa" ia berkata lagi.... #-o
Aku hanya bisa tertawa, "Kawan....kawan....sok kali dirimu itu, tadi katanya hafal!"

Akhirnya aku melanjutkan lagi
...."Tandaaaa.....jasa.....kau.....nananananananana.....bagi Indonesia......"

"Eh, yang bener bagi Indonesia 'Pusaka' apa 'Merdeka,' sih?
"Ya, merdeka, laaah, mana ada itu Indonesia Pusaka? Jangan-jangan kamu juga gak tau ya, pengarangnya siapa?
"Heh? Emangnya siapa? Huh! dia pasti sok tau aja, tuh!"
"Enak aja, penciptanya itu namanya Muchtar Yadi!"
"Yakin itu? bukannya Gesang, atau W.R. Soepratman?" Aku sengaja memberikan nama yang salah.
"Duh, itu kan penciptanya "Bengawan Solo" sama "Indonesia Raya!" Dia semakin ngotot. L-)

"Yah, kan, siapa tau loe salah?"
"Sebentar kita cek, dulu....kita liat di Google"

sesaat kemudian....

"Eh, salah deng, ternyata penciptanya T. Prawit"
Aku langsung tertawa terbahak-bahak. "Kalo gitu, Muchtar Yadi itu siapa?? Dasar asal comot nama orang aja, jangan-jangan itu nama tukang sapu di sekolah loe dulu, ya?"
Ia hanya bisa ikut tertawa. =))

Jadi akhirnya aku mencari di internet lirik lengkap dari lagu "Mengheningkan Cipta", karena aku yakin ada banyak orang di luar sana yang juga lupa sama lirik ini.
Ternyata, liriknya pendek ya....
ehhehehe... :-


Mengheningkan Cipta
Karangan / Ciptaan : T. Prawit

Dengan seluruh angkasa raya memuji
Pahlawan negara
Nan gugur remaja diribaan bendera
Bela nusa bangsa
Kau kukenang wahai bunga putra bangsa
Harga jasa
Kau Cahya pelita
Bagi Indonesia merdeka

Dia Protes….

Katanya, “bisa gak , kamu mulai kurangin ‘loe-gue-nya,’ dan mulai belajar pake ‘aku-kamu?’ kalo pake ‘loe-gue’ kedengarannya gak gitu sopan…. ”
Gitu ka? Oke, deh, diusahain ya, gue coba.

Wooopss . . . , trial and error . . . . :

Monday, November 3, 2008

Ngantuk..., Ngantuk!!!

Jam baru menunjukkan pukul tujuh lewat duapuluh menit di pagi hari, tapi aku sudah mengantuk. Aku memang mempunyai ‘reputasi’ dengan kebiasaan mengantukku ini. Sewaktu kecil dulu, aku bisa tertidur di tengah makan siangku. Lalu ibuku akan menggendongku ke kamar, sementara di mulutku masih ada sesendok penuh nasi. Di keluargaku, hal ini bukanlah hal yang aneh, aku memang sering melakukan hal itu. Bahkan sampai sekarang pun, di tengah-tengah makan, aku masih sering merasa ngantuk, dan akhirnya pergi tidur, tanpa menyelesaikan makananku.
Jika kami bepergian dengan kendaraan pun sama. Begitu kami naik di dalam mobil, tidak ada sepuluh menit, aku akan segera tertidur, dan terbangun ketika kami sudah sampai tujuan. Tapi jika naik pesawat, terutama pesawat besar seperti Garuda misalnya, aku justru sama sekali tidak bisa tidur, aku tidak tahan terhadap guncangan sekecil apapun, jika sedang naik pesawat itu. Entah kenapa aku lebih bisa tidur nyaman di pesawat kecil yang hanya muat untuk 15 orang, dan bisa tertidur pulas mulai dari take-off, hingga akan landing, dibanding naik pesawat Garuda yang besar itu.
Karena ‘reputasi’ ini juga, sewaktu kelas 3 SD, aku pernah terkena masalah. Aku pernah tertidur di kelas pada jam pelajaran agama, hehehhe. Kebetulan guru yang mengajar itu adalah seorang bapak-bapak yang sudah tua. Suaranya pelan, dan ia selalu memakai minyak angin yang mengingatkanku pada opa-ku. Waktu itu, aku ingat sekali aku duduk di deret kedua dari belakang. Aku bahkan tak ingat kapan aku tertidur. Yang aku ingat adalah, tau-tau ada seseorang yang menyolek tanganku. Ternyata yang nyolek itu, si guru agamaku. Udah gitu, parahnya, di dalam tidurku, aku bermimpi aku sedang duduk menyimak pelajaran agama yang sedang diberikan guruku.
Bahkan sekarang, ketika sudah bekerja pun, aku masih sering mengantuk. Sampai pernah di suatu siang, ketika matahari bersinar terik di luar, sementara aku duduk di mejaku, menikmati dinginnya ruangan, sambil mengantuk, karena suasana yang sepi, aku tertangkap oleh atasan-atasanku sedang mengantuk, dengan mata yang merem-melek, kepala mulai mengangguk-angguk kedepan dan kebelakang. Yak, betul, atasan-atasan, berarti jamak, lebih dari 1 orang, karena yang satu orang jepang, yang satunya lagi orang India. Sial banget rasanya waktu itu, ehhehehhe. Akhirnya si atasanku yang Jepang itu, malah meledekku dengan menirukan gaya mengantukku. Sialan. But what the heck, kejadian itu juga, udah 2 tahun yang lalu sih, walapun sampai sekarang aku belum juga bisa melupakannya, semoga saja mereka sudah bisa melupakannya. Amin.

Anyways, back to today. Aku mengantuk, lagi, dan selalu. Akhirnya, seperti biasa, jika aku mulai mengantuk, aku pergi ke wc, mengunci pintu, dan menutup mata sebentar. Setelahnya bikin kopi segelas, yang pada akhirnya, hanya diminum beberapa teguk saja. (aku tidak terlalu menyukai kopi). Jika masih mengantuk juga? Aku akan berjalan mengganggu teman-teman kantorku. Hey, mumpung bos-ku lagi bisnis trip ke Jakarta, gak ada salahnya, kan? I mean, When the cat’s gone, the mouse are partying. Although in my case, aku sudah hampir sudah tidak peduli lagi, apakah bosku ada atau tidak. Kalau ngantuk sih, ngantuk aja…, ehhehhehhe….

Tidur yuuukkk….!!!