Monday, November 23, 2009

The Price of Beauty

Yes, my dear friends, beauty does come with a price…, an expensive one, if I may say.
Lihat sepatu-sepatu ini…, mereka terlihat manis, kan? Don’t be deceived people! Sepatu-sepatu ini ternyata telah memakan korban! Ternyata bentuk yang manis, merek, dan harga, tidak menjamin bahwa tidak akan ada korban yang jatuh.




Contoh korban :



Memakai sepatu-sepatu itu, dalam 1 hari saja, sudah membuat kaki jadi seperti ini. Sedangkannn…dengan sepatu boots, justru aman-aman saja! (well, sebenarnya aku hanya ingin pamer foto juga, sih)


Anyways, kembali ke masalah beauty comes with a price. Minggu lalu, aku ikut seorang temanku pergi ke acara bazaar sepatu Charles and Keith. Kata temanku sih, itu merek sepatu yang bagus. Don’t ask me, aku hanya tau merek-merek standard saja. As in Bata, Adidas, Reebok, Converse, Nike (eh…, itu sepatu-sepatu sport ya?) Anyways, ternyata aku hanya tau merek-merek sepatu sport. Kalau untuk sepatu wanita………..(no comment). Juga karena 'The price' untuk sepatu-sepatu merek tersebut biasanya cukup tinggi, temanku jadi bersemangat untuk ikut bazaar itu.

Hari itu aku masih sakit, suara masih bindeng, pilek dan juga batuk. Bahkan hari sebelumnya aku tidak masuk kantor. Temanku—kita sebut dia si mulut racun—mulai meracuniku untuk ikut bazaar itu. Dia bahkan mengirimkan foto-foto sepatu yang sudah dibeli oleh temannya, dengan harga yang cukup murah. Aku yang polos, dan tidak mengerti karena memang belum pernah mengikuti bazaar serupa, berpikir bahwa, yahh…, mungkin ini hanya seperti diskon-diskon biasa lainnya, tinggal datang en pilih. Ternyata oh…, ternyata…. I’m wrong, I’m dead wrong.

Ketika datang ke Senayan City, dan setelah bertanya kepada security, diketahuilah, bahwa untuk bazaar itu, bisa naik dari lantai 6. Ingat, katanya kuncinya adalah bisa naik dari lantai 6, bukannya ada di lantai 6. Jadi pergilah kami ke lantai 6. Ternyata ada antrian kursi yang sudah diatur, dan orang-orang sudah duduk penuh berjejer. Kami pun ikut mengantri. Antrian terus bergerak, dan kami dapat naik ke lantai 7. Dengan polos, aku berkata kepada temanku, “let the ‘hunting’ begin….”Hunting’ dari Hongkong…, ternyata di lantai 7, kami masih duduk mengantri lagi, di lantai 8? Same thing, bahkan antriannya sekitar 3 kali lipat yang dibawah.



Saat itu, aku sudah mulai mengomel pada temanku, kalau sampai kami sudah mengantri sekian lama, dan tidak mendapatkan sepasang sepatu pun…, paling tidak dia harus mentraktir kami makan malam. Karena jika melihat orang-orang yang sudah selesai berbelanja, masing membawa minimal 2 pasang sepatu, ada yang sampai 4 bahkan 5. Oh ya! Hebatnya lagi…, aku melihat beberapa orang laki-laki ikut mengantri, dan bahkan ada seorang pria yang mengantri untuk istrinya! ( Sepertinya pria ini cocok untuk dijadikan panutan bagi pria-pria lain, ahahhahahah….)

Well, anyways, akhirnya kami berhasil masuk kedalam. Setelah berkeliling dan terbengong-bengong selama beberapa saat, bingung melihat keadaan didalam. Sebuah ruangan besar, penuh dengan wanita-wanita yang hilir mudik mencari sepatu yang cocok bagi mereka. Aku pun, akhirnya, berhasil mendapatkan beberapa pasang sepatu juga. Dengan pikiran, masa setelah sekian lama tinggal di hutan, ‘hunting’ seperti ini aku tidak bisa? Hehhehhehe….

Tapi memang, pengalaman yang tak terlupakan…, dan karena ini juga, akhirnya teman-teman di kantor, jadi suka mengajakku kalau ada diskon besar-besaran lagi. Kesannya aku ini memang ‘tukang belanja’. Kata seorang temanku…, istilahnya adalah ‘Modis’ alias Modal Diskon…hahahhaha. Well, kalau ada yang lebih murah, kenapa harus beli yang mahal? Walaupun…kalau bisa, sih, gak sampe ngantri-ngantri gitu lagi kali yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa………….

Tuesday, October 27, 2009

Dunia Kubik

Dari balik kubikal berwarna abu-abu, di ujung ruangan, dia mengintip….

Terusan coklat, cardigan krem, ikat pinggang lebar berwarna hitam, stocking hitam, dan sepatu hak tinggi berwarna hitam mengkilap.
Terusan ungu, ikat pinggang lebar berwarna hitam, legging hitam, sandal tali-tali seperti tentara romawi.
Rok lipit coklat, sepatu hak tinggi 5 centi, kameja putih yang manis….
Rambut panjang sepinggang bergelombang berwarna kecoklat-coklatan.


Dari balik bilik kecilnya, ia menengok kiri dan kanan….

Seorang pria berbicara kepada laptopnya dengan suara lantang, mengetes voice recognition.
Seorang yang lain keluar masuk sebuah ruangan, membuka dan menguncinya kembali, mengulang hal yang sama beberapa kali sehari. Apa yang disimpannya disana, sehingga ruangan itu, harus terus dalam keadaan terkunci…?
Yang lain lagi, sibuk mondar-mandir, membawa map plastik biru, dokumen yang harus ditanda tangan, atau mengambil kertas yang keluar dari mesin printer.

Dari ujung ruangan ia mendengar….

Bip…. Kartu digesekan ke sensor pintu, seseorang baru saja masuk dari luar….
Tullululutt….tulululuulut…..telepon berbunyi berulang-ulang si empunya telpon tidak ditempat. Telpon tidak berhenti berbunyi, sampai akhirnya, “Hallo, maaf orangnya sedang tidak ditempat.”
Ting Tung…. Suara panggilan Information atau mungkin untuk parkir, dari gedung sekitar terdengar, lalu samar-samar diikuti oleh suara seorang perempuan.

Di kubikal abu-abu di ujung ruangan, jauh dari semua orang, dia bersembunyi. Kameja lengan panjang kotak-kotak, jeans lusuh, dan sepatu datar berwarna hitam. Sibuk menulis blog-nya sambil sembunyi-sembunyi mendengarkan mp3 kesayangannya, tersenyum pada dirinya sendiri. Puas dengan dunia kubikal abu-abu miliknya.

Saturday, October 17, 2009

Wrong Arrangement!

Okelah, aku mungkin memang tidak mempunyai latar belakang, design interior, atau tata ruang, atau arsitektur, dan sejenisnya. Tapi untuk yang satu ini, aku yakin bahwa something is really wrong with the arrangement.
Aku berbicara mengenai pengaturan, tata letak, WC pria di kantor kami.
Mungkin orang akan berpikir, ngapain aku pusing dengan hal ini, it’s not like I’m going to go inside anyway right? Oohhh…, anda-anda sekalian salah. Ketika kenyamananku mulai terganggu, maka something needs to be done.
(Pengertian dari something needs to be done adalah, dengan cara menulis di blog ini, hohoohoh)

So, I was walking, minding my own business, di lorong kantorku, ketika aku melewati WC pria. Melewati WC pria adalah hal yang biasa bukan?



Tapi…, tapiii…tiba-tiba WC pria terbuka…,Pintunya terbuka lebar, ketika pemandangan di dalam dapat terlihat oleh semua orang. Inilah yang aku maksud dengan tata ruang yang salah, urine station itu—itukah namanya? Tempat pipis itu looh—bukannya terletak di belakang pintu, jadi ketika pintu terbuka, tidak akan terlihat oleh orang-orang yang lalu lalang, ini malahan terletak tepat di depan mata ketika pintu terbuka (Noooo..., my eyesss...my eyeesss!!! sok heboh kaya film thriller Hollywood)
Sehinggaaaa, jika ada orang yang membuka pintu WC itu, untuk masuk ataupun keluar, jika ada orang lain yang sedang ’doing their business’ akan terlihat dari luar..., ugh!
I’m not a pervert or anything, aku tidak suka mengintip, buktinya aku tidak bintitan (entah kenapa orang-orang sering menghubungkan mengintip dengan bintitan, tapi aku juga pernah menulis tentang cara-cara jitu, menghilangkan bintitan di blog-ku yang terdahulu). Tapi..., seharusnya sudah dipikirkan dari awal mengenai penataan di dalam WC pria itu. Apa mungkin karena mayoritas orang yang bekerja di kantor kami ini kebanyakan laki-laki, so nobody would actually mind? HUH!

Wednesday, August 26, 2009

No Bad Hand

I have this thought…, see….

Kenapa orang sering ‘mendiskriminasi’ tangan kiri?

I mean….

Ketika kita ingin mengambil atau menerima sesuatu, terutama ketika kita masih kecil, pasti orang tua atau orang ‘dewasa’ akan mengatakan hal seperti, “pake tangan yang baik, dong….” Tentunya maksud mereka, tangan yang baik adalah tangan kanan. Kalau begitu tangan kiri bukan 'tangan yang baik'?
Kalau ditanya, kenapa gak boleh pake tangan kiri? Jawaban yang sering muncul adalah, “iya, dong, tangan kiri, kan, tangan untuk (maaf) cebok.” Heeeee? Kok gitu? Kasian amat tangan kiri, padahal dia udah rela doing all ‘the dirty works’ dan masih dianggap ‘bukan tangan yang baik.’ Maksudku…, bayangkan jika tidak ada tukang sampah di dunia ini untuk mengangkut sampah, dan halaman rumah kita akan penuh dengan tumpukan sampah, karena tidak ada yang mengangkutnya…. Yah, kurang lebih, begitulah aku menganalogikannya.

Beberapa hari yang lalu, ketika ‘tangan baikku’ sedang memegang lap kotor, seseorang menawarkanku sepotong biskuit. Dengan senang hati aku terima, dong, jadi dengan tanganku yang bersih dan bebas—yang dikatakan orang 'bukan tangan baik'—aku mengambil biskuit darinya. Baru saja aku mengulurkan tanganku, dia sudah menarik kembali biskuitnya dan berkata sambil tersenyum—sok—manis, “tangan baiknya mana?” Huuuueeeeeee?!?!?!
I could almost swear, right then and there, aku sudah hampir berkata, “Sorry mister—dia orang Malaysia—I don’t discriminate my hand. I believe that God create them good and equal, there is no such thing as good hand or bad hand.” Tapi akhirnya aku hanya menahan mulutku—karena orang itu sangat centil, dan aku ingin cepat-cepat pergi dari hadapannya, tentunya setelah mengambil biskuit dulu—menunjukkan bahwa tanganku yang satu sedang memegang lap kotor, jadi tidak mungkin menggunakan his so called ‘tangan baik.’ Lalu dia tersenyum mengerti, dan mengulurkan biskuit itu lagi padaku.

Anywayss…, ini cuman sebuah pemikiran di pagi hari dari seseorang yang sedang flu berat, kepala pusing, hidung mampet, en suara bindeng bak penyanyi dangdut.

Thursday, August 20, 2009

Wil echt boos worden!

Ik wil echt boos worden. Ik wil echt...echt...echt....boos worden.

Ik weet het niet waarom, maar deze laatste dagen, voel ik me heel vreselijk.
Misschien, is het omdat mijn baas veel...veel werk aan me geven?

Die eene is nog niet klaar, gaf hij meer aan me. Daarna een meer, en een meer..., tot ik verdwaald zijn, welke moet ik eerst doen.
Het is al 2 dagen, dat ik geen dinner op de messhall had. Gellukkig hoeft ik geen mie te eten, anders..., wil ik ook dom worden.

Huuaaahhhh...!!!

Ik haat het..., ik wil nog veel..., veel meer schrijven...maar ik vergeet zoveel nederlands woordenschat...,

IEMAND HULP!!!!

Wednesday, July 29, 2009

Some Things that Helps the Morning Mood

Looking to your feet and seeing the multicolored socks you’re wearing. When the colors somehow helps brighten your day….


A simple, “hello, how are you this morning?” can really boost you up, knowing that somebody asks you that question, whether seriously or just passing by. And then a big smile shows up in your face replying, “Fine! Thank you very much” Although maybe you’re not fine before, but after that one simple question, you’re starting to think maybe it’s gonna be a good day after all!

Going up the hill, and looking at the yellow butterflies flying every morning across the grasses. In a glimpse, it looks like yellow flowers. And then…, when you look to the other side, there’s three different colors of flowers, just standing there.



And then, when you look up the sky, almost every morning, there are two birds, always flying across the sky above the hill. We’re guessing that they may want to go to a morning meeting, hehehe….

Listening to some music will also help, a nice up beat tempo one.

And finally you reach the office, with a cup of hot chocolate milk by your side, getting ready for the day ahead.

Good Morning everyoneee…, how are you this morning?

Wednesday, July 22, 2009

Freakin Late!

“Sir, regarding the departure of Mr....
“Don’t call me sir, I don’t like….” Katanya sambil tersenyum simpul.
“He?”

4 years…, after 4 freakin years….NOW you tell me?!?!?!?!?!

Telat abis…..

Different Feature

“Where do you come from?”
“Jakarta...?”
“Oh…, because you have a different feature….”
“Well, my parents originally come from Mollucas….” Gak ngerti maksudnya orang itu apa….

What does different feature means anyway?!?!?!?!

Starting to think, jangan-jangan si bule ngira gue orang India juga…, HUH!!!

Saturday, July 18, 2009

A while

It's been a while since I write anything in this blog of mine....

Many things has happened..., people come and go..., life starting to evolve to a new direction.

Already I drafted something to write, in my mind..., but still, I haven't found the time to sit, and really write about something..., anything.

I will write again..., coming soon!

So, please..., wait for me!

Tuesday, June 23, 2009

Back to nowhere

I hate..., i hate..., i hate this feeling!!!

Rasanya kaya balik ke hampir 3 tahun yang lalu, duduk di sebuah ruangan kosong, tidak mengerjakan apapun.... I HATE IT!!!

AKU INGIN PULAAANNNGGGGG....!!!

Monday, June 22, 2009

Kelabu

Langit pagi ini kelabu…, sepertinya dewi malam habis menangis semalam suntuk….

Friday, June 12, 2009

Tanaman Penentu Karir

Sudah pernah dengar yang namanya tanaman ‘penentu karir?’ Betul, tanaman ini dapat menentukan karir seseorang. Kalau dipandang sekilas mata, sih, memang terlihat biasa saja. Tapi tanaman ini harus dirawat dengan teratur dan penuh dengan kasih sayang.
Jika airnya sudah kering, wadahnya harus diisi air lagi. Jangan lupa diberi vitamin 5 – 10 tetes, 1 minggu sekali. Kalau bisa jangan hanya menengok tanaman ini, tiap kali airnya habis saja, tapi lebih baik, 2 hari sekali, lebih sering lebih baik lagi.
Produk type ‘penentu karir’ ini, tidak datang hanya dalam bentuk tanaman. Kadang akan datang dalam bentuk binatang piaraan, contohnya ikan mas, atau bahkan dalam bentuk aquarium. Type yang tersedia semuanya berbeda-beda tergantung dari supplier anda.
Produk ini juga, hanya bisa didapat minimal beberapa bulan sekali, ketika bos anda pergi cuti ke kampung halamannya, selama beberapa minggu bahkan bulan. Bos anda, sang ‘supplier’ akan memberikan produk ini untuk anda jaga dan rawat, hingga ia kembali nanti.
Peringatan utama dari memelihara produk ‘penentu karir’ ini adalah, jangan..., saya ulangi..., jangan pernah membiarkan mereka mati. Ingat, karir anda ada di tangan mereka.


Friday, May 8, 2009

Sewing…, Stitching

Kenapa orang-orang gak percaya kalau aku bisa menjahit? Aku bisa menjahit, loh. Okelah, mungkin bukan jurus tusuk yang ribet-ribet. Tapi kalo untuk yang simple-simple masih bisa laah….
Beberapa minggu yang lalu, seorang Jepang di tempatku, celananya robek. Yah, gak bisa disebut robek juga, sih, tapi tiba-tiba jahitan dari celananya lepas. Akhirnya celananya bolong
gede banget, hehheheh….
Berhubung disini tukang jahit terdekat hanya bisa dicapai dengan boat yang makan waktu kurang lebih 2,5 jam. Akhir dia minta tolong padaku. Bisa dibilang, terakhir kali aku menjahit mungkin sekitar 5 tahun yang lalu. Waktu masih kuliah, aku menjahit lengan baju ku yang robek. Bajuku berwarna putih, sementara benang yang kupakai berwarna biru. Aku terlalu malas untuk mencari benang warna putih, hanya mengambil apa yang pertama kulihat dari kotak menjahit, hehehhehe…. Akhirnya? Ibuku dan teman-temanku mengomel, karena perbedaan warna yang terlihat mencolok. Bodo lah, yang penting gak bolong lagi.
Jadi aku membantunya menjahit. Lagi-lagi pake benang yang beda warna. Tapi kali ini bukan karena malas yaa, tapi kondisi emang tidak memungkinkan untuk mencari benang yang sewarna. Keesokan harinya aku memberikan celananya yang sudah kujahit. Hasilnya lumayan rapih, loh! Hampir gak keliatan itu hasil jahitan tangan, ternyata kemampuanku emang okeh. Di hari yang sama, ketika aku kembali ke mejaku sehabis mengantar dokumen, sudah ada seplastik makanan di atas mejaku. Ternyata ia membeli makanan itu, sebagai rasa terimakasih.
Kemarin, celananya bolong lagi. Kalau yang kemarin kujahit sebelah kiri, sekarang gantian yang kanan. Sama lagi seperti yang sebelumnya, ketika aku sudah memberikan celana itu padanya. Lagi-lagi ada seplastik makanan ketika aku kembali ke mejaku. Apa mungkin aku mulai membuka jasa jahitan aja, ya? Ransum dijamin oke…hehhehhe….






Saturday Theme Night

Theme night makan malam 2 sabtu yang lalu : Mexican Food

Menu special ? Kaktus goreng Terigu….

Trust me…, menu yang tertulis selalu jauh lebih oke, daripada yang dihidangkan… *sigh*




Tuesday, April 21, 2009

Tapak Kaki

Aku teringat waktu kecil dulu, sangat suka bermain air. Kalau mandi, suka nyebur ke bak mandi, walaupun tahu, ibuku pasti akan marah besar, hehhehehe…. :P
Pernah suatu ketika, ketika aku dan kakakku sedang mandi, kami nyemplung ke bak mandi, biasalah, berakting seolah-olah ada di kolam renang. Begitu keluar, kami menduga kalau ibu kami tidak akan tahu, sampai ketika ia masuk ke kamar mandi, lalu memanggil kami berdua.
“Kalian tadi mandi, masuk ke dalam bak, ya?”
Enggak kok, ma....”sambil menunduk. :-S
“Kalian tadi mandi, gak masuk dalam, bak?”
Enggak, ma....” :-SS
“Kalau gitu, kenapa ada tapak kaki di lantai bak kamar mandi?”
Aku dan kakakku melihat satu sama lain, sambil saling menyikut. Sial, rupanya kami lupa untuk menghapus jejak kami, hehhehehehe.... #-o

What to Do???

Apa yang bisa dilakukan, ketika di kantor sedang tidak ada kerjaan?!?!?! :-?

1. Buka Internet – Tapi sialnya, bos pas duduk di belakang, jadi pasti keliatan ama dia, harus hati-hati.
2. Main Game – Sama kaya diatas, cuman bisa dilakukan kalau dia lagi pergi meeting.

3. Bales-balesan email berantai.
4. Baca novel versi E-book.
5. Sok-sok-an nganterin dokumen, padahal keliling ngobrol atau nyari cemilan. ;))
6. Beli/malak es krim, terus nongkrong di smoking shelter sambil makan.
7. Blogging.
8. Tidur di toilet, hehehhehehehe…. I-

Jadi ngantuk…. (:

Wink…,wink….

Kenapa bule seneng banget ngedipin mata, sih? :-/ Apa kalo di tempat mereka, kedip mata itu, hal yang biasa untuk dilakukan kalo nyapa orang, ya? Barusaaan aja, salah satu bos-ku memanggil, memberitahu kalau aku harus membantu this Mr. A, untuk menge-print sebuah dokumen. Ketika itu, si Mr. A mengedipkan matanya padaku sambil berkata, “Thank You.”
Atau si bule, manager temanku, jika berpapasan denganku di jalan, dia selalu berkata, “Hi, Natasha,” juga sambil mengedipkan matanya. Ada satu lagi, bapak-bapak bule, berbadan tinggi besar, kalau bertemu denganku, dia selalu berkata, “Hi, Love,” (memang kebiasaan dia untuk menyapa wanita dengan sebutan itu) tidak lupa mengedipkan mata juga. ;)
Apa mungkin disana, nyapa orang sambil kedip-kedip mata itu biasa, ya? Entah kenapa, kok, rasanya flirterig banget, ya….?
;;)

Tuesday, April 7, 2009

Partai…, oh, Partai….

Pagi ini bosku bertanya soal pemilu besok, setelah berbincang sejenak, ia bertanya, “So, is there any similarity between all these political parties?”
“Yes, they keep giving promises that they can’t keep.”
asbun mode : on


Hehhehe…, tapi bener kaaann???

Monday, April 6, 2009

Nehi, nehi…, I’m not Hindi….

Oooh, mbak, orang Indonesia, toh?” :-/
Aku lalu menengok ke arah suara. “Emang mas, kira, apa?”
“Saya pikir bukan Indonesia.”
Wah, mas, saya Indonesia, se-Indonesia-Indonesia-nya, kok”

Ternyata, selain ada beberapa orang yang nampaknya bingung dengan jenis kelaminku. Ada juga beberapa orang yang bingung dengan kewarganegaraanku. Sudah beberapa kali disini aku dikira, bukan orang Indonesia, atau lebih tepatnya orang India. Kalo masih nanya biasa sih, oke-oke aja, tapi kalo udah ngotot? Hiihhh..., males banget!
Sewaktu aku sedang mengantarkan dokumen ke tempat seorang temanku, seorang India menghampiriku, dan bertanya. “Excuse me,”
“Yes?”

“Are you Indian?”
“No.”
“But you speak, Indian?”
“No,” kataku mulai kesal, :-w

“I’m sorry, we thought that you are Indian,” Katanya lagi.
“We?”
“Yes, me and my (Indian) friends”

Huaaa..., males banget, jadi bahan perbincangan di antara orang-orang India itu!!! :-&

Beberapa hari yang lalu, ketika si orang yang bertanya itu, akan demobilisasi, dia dengan 2 orang temannya berkeliling kantor, berpamitan, sambil berfoto. Dia menghampiriku dan kami mengobrol sebentar. Pada akhirnya, kami berfoto, diambil oleh temannya. Sambil mengambil foto, sempat-sempatnya si temannya itu berkomentar, “We are still thinking that you are Indian.”
“Oh?” L-)

“Yes, because your face looks like an Indian.”
“No, I am as Indonesian as can be.” Sementara itu teman-teman dibelakangku sudah tertawa terkikik, mendengar pembicaraan kami. =))

Bahkan sewaktu aku baru pertama kali datang ke tempat ini, ada seorang Nepal, yang bertanya kepada temanku. “Do you have a new Indian girl, in your company?” Ternyata yang si Nepal itu maksudkan adalah aku.

Bukaann…, bukan…, bukaan…, saya bukan orang Indiaaaaa!!! [-)

Friday, March 27, 2009

Impact dari Krisis Global terhadap perekonomian Indonesia, dan pengaruhnya terhadap kehidupan Pribadi

Jam makan siang tadi, bukannya tidur siang seperti biasanya, aku dan teman-temanku malah asik ngobrol. Mulai dari pengalaman kerja kami di perusahaan lama, sewaktu di wawancara, dan hal-hal lainnya.
Ketika yang lain kembali dari sholat jumat, perbincangan semakin meluas, kami jadi membicarakan tentang, “Impact dari Krisis Global terhadap perekonomian Indonesia, dan pengaruhnya terhadap kehidupan Pribadi.” Topik yang sangat dalam bukan?
Jadi apa yang kami bicarakan? Temanku berkata, banyak sekali perusahaan-perusahaan besar yang mulai ‘melepas’ karyawan-karyawannya. Temanku yang lain berkata bahwa kabarnya BP (British Petroleum) akan dijual.
Eh, katanya BP mau dijual, loh,” Temanku berkata.
Oh, ya? Berapaan harganya?” Tanyaku.
Yah, tergantung, loe belinya banyak, gak? Kalo banyak bisa dapet murah,” Ia menjawab.
Kalo beli kodi-an, gimana?” Aku bertanya lagi.
Kalo banyak, barangnya pasti bagus, gak?” Tanya seorang bapak di tempatku.
Yah, pak..., paling ada jahitannya yang lepas dikit, tapi di bagian dalem, jadi gak bakal keliatan.” Aku menjawab pertanyaannya.
“BP itu sebenarnya singkatan dari apa, sih? Tukang Jahit ya?” Temanku yang lain bertanya.
“Kita kongsi aja, belinya!” Seorang temanku yang lain berteriak.

Hehehe..., kami butuh cuti, secepatnya! :P

Welled to augmenting has money?

Jadi ceritanya, Over Time kami sudah mulai dibatasi. Jika dulu kami bisa/boleh masuk setiap hari, senin sampai senin, jam 7 pagi – jam 8 malam. Sekarang mulai dikurangi. Instead of just saying that, hari minggu dan hari libur tidak boleh bekerja (which is kinda funny actually, karena kalau di Jakarta, hari minggu dan libur memang tidak bekerja. Sedangkan disini harus ada larangan terlebih dahulu, bahwa kau tidak boleh bekerja pada hari-hari libur) dari pihak manajemen menghimbau bahwa, We should take a rest on Sunday and holiday, to manage our health.
Barusan saja seorang temanku mengirim email ‘reminder’ sindiran, yang berbunyi :

This is just a reminder.........

After we are all finished in this project, we will be HEALTHY...
(Always manage your health during Sundays and Holidays).

Ia ingin menyindir bahwa, sekarang sudah tidak bisa lagi mencari penghasilan tambahan pada hari-hari libur, karena harus 'menjaga kesehatan.'
Tiba-tiba ia mendapat balasan email dari bapak pekerja di Document Handling, kebetulan si bapak bahasa inggrisnya memang ‘terbatas,’ ia menulis :

But boss, how does thoroughfulness if welled to augmenting has money?

Huahahhaha…. :)) temanku si orang Filipina ini hanya bisa bengong melihat balasannya, dia memanggil kami, tapi tidak ada satupun dari kami yang mengerti apa artinya.
Ketika kutanya langsung ke orangnya, dia berkata, “tadi nyari-nyari aja di kamus, tapi saya juga udah lupa apa artinya, bahasa inggris intelek itu, Nay” sahutnya bercanda.

Hahahhahahaha…, :)) sepertinya cuman Tuhan yang tahu apa yang ingin dia maksudkan….

Waktu itu

Pada saat-saat seperti ini ketika pada pagi hari aku berpikir, ‘hari ini ngapain, ya, di kantor….’ Membuatku teringat akan saat-saat aku datang pertama ke tempat ini, tahun 2006 lalu. Sectionku berada di sebuah ruangan besar dan kami hanya menempati sebuah pojokan kecil. Sementara section-section lain sudah penuh terisi ruangannya, kami belum. Anggota kami belum memulai mobilisasi, dan aku termasuk orang yang datang pertama. Jadi, duduklah kami hanya berempat. 2 jepang, 1 India, dan 1 Indonesia, aku.
Untungnya aku ditaruh di sebuah meja yang terpisah, sehingga mereka tidak tahu apa yang sedang kubuka di komputerku. Sialnya, bos yang ini, agak aneh. Bos-ku yang dari Jakarta belum datang, karenanya sampai saat itu tiba, aku melapor ke wakilnya disini. Sekali lagi, ia agak aneh, ia mengerjakan semuanya sendiri. Bahkan mengantar dokumen pun, ia antarkan sendiri. Mungkin ada yang akan berkata, enak punya bos seperti itu. Tapi bayangkan setiap hari datang ke kantor yang besar, duduk hanya 4 orang di pojokan, hampir setiap saat mereka pergi meeting, dan aku? Aku hanya duduk di mejaku menunggu jam pulang. Bisa dibilang SETIAP hari aku seperti itu. Akhirnya setiap hari aku akan chatting dengan temanku di Inggris, God bless him. Kalau tidak ada Patria, mungkin sekarang aku akan menjadi setengah autis (lebay dikitlah) Perbedaan waktu, yang hanya 2 jam, tetap saja kurang menguntungkan bagiku untuk chatting dengan teman-temanku di Jakarta.
Aku mulai diberikan pekerjaan mungkin setelah kurang lebih 2 bulan bengong-bengong gak jelas. Pekerjaan yang diberikan juga, bukan pekerjaan sekretaris, which I’m supposed to do. Tapi aku malah disuruh memeriksa material yang masuk. Dari segala motor, compressor, rotor, contactor, apalah semua barang-barang yang aku bahkan gak ngerti-ngerti amat gunanya untuk apa. Seorang lulusan Sastra Belanda, disuruh memeriksa motor, compressor, rotor, contactor, dan segala tetek bengek lainnya. Jadi aku akan duduk dibalik tumpukan kardus-kardus, memeriksa barang-barang itu. Once again I tell you people, if this project fails, it’s not my fault! Tapi ada juga, sih, pekerjaan yang menyenangkan, ketika salah satu jepang itu, lagi cuti, akhirnya aku ‘tertimpa’ disuruh inspeksi ke lapangan, sok ngerti aja gitu, ke lapangan meriksa barang..., HAHAHAHHAHA…. Tapi at least, aku tidak terkurung terus dan bisa keluar dari kantor…, yah…, lumayanlah, jalan-jalan….

Monday, February 16, 2009

Valentine Schmalentine

Ya..., ya..., ya....

Valentine Schmalentine....

Funny, how you need this one day, to express your love to someone you love.
Which by the way, 'someone you love' means in a universal way....

But..., at least the flower girl, and the chocolate shop gets extra income, every once a year..., right?

Thursday, January 29, 2009

Falling in Love with Love

Falling in love with love is falling for make-believe
Falling in love with love is playing a fool
Caring too much is such a juvenile fancy
Learning to trust is just for children in school

Tiba-tiba aku menemukan kembali lirik lagu itu, dan aku tersenyum.

Sepertinya memang sering terjadi, ketika seseorang justru jatuh cinta pada perasaan ‘jatuh cinta’ itu sendiri.

Rip Your Face

Baiklah…I’ll admit itI may have deliberately set someone up. But I have a very good reason for that.

Tidak biasa-biasanya aku melakukan hal seperti ini. I mean, kalo aku kesal dengan seseorang, biasanya aku hanya akan mengomel selama yah…, 1 hari…, 1 bulan…, 1 tahun, mengenai orang tersebut, tidak melakukan apa-apa, dan lebih memilih untuk menghindari segala bentuk komunikasi apapun. Tapi kali dia, sepertinya orang itu, benar-benar memintanya, dan ada suatu saat, ketika aku ingin sekali mencabik-cabik mukanya, terutama mulutnya.

Aku tidak suka sekali dengan gayanya yang sok tahu, bossy, dan manja. Ingin sekali aku berteriak-teriak di depan mukanya.
Life is hard, get use to it!!!

Aku tidak menyesal melakukannya. Memang yang aku lakukan bukanlah pembalasan tingkat ‘hardcore’ seperti di sinetron atau telenovela, hehehe…. Tapi bagiku sudah cukup. Aku hanya ingin dia merasakan ‘perkataan’-nya sendiri.

Kita akan liat perkembangan selanjutnya.

Saturday, January 10, 2009

Say, What???

Mereka mengucapkannya dengan cara yang lucu.

Sebulan pertama aku bekerja di kantor ini, aku merasa stress. Not because of the work itself, no…, dibandingkan dengan dosenku jaman kuliah dulu, ini masih bisa aku atasi, hehehehe…. Tapi karena aku tidak mengerti sepatah katapun yang bosku ucapkan. Aku bekerja langsung dengan orang-orang jepang, and I could almost swear, walaupun mereka sudah berbicara dengan bahasa inggris, tetap terdengar seperti bahasa jepang di telingaku. Aku ingat mereka harus mengulangnya 2 sampai 3 kali agar aku mengerti, tapi sepertinya juga, karena mereka sadar bahwa cara mereka mengucapkannya memang membuat orang bingung, sehingga mereka harus mengulang beberapa kali. Jika mereka sedang terburu-buru, dan aku hanya bisa menangkap sedikit dari kata-kata mereka, maka permainan tebak-tebakan pun, dimulailah. Apa dia minta aku bikin kopi untuk 7 orang? Atau memfoto kopi dokumen 7 kali? Copy? Cofy? Cohi? Sial….

Suatu ketika,
“Natasha, can you take this to sibiru?”
Sibiru? Apa ada orang yang namanya sibiru?
“Excuse me?”
“Sibiru, can you take this to sibiru in 6th floor.”
Aaahhh….ternyata dia memintaku untuk mengantar dokumennya ke section CIVIL, yang ada di lantai 6.

Atau…
“Natasha, please book meeting room in Sarsday.”
Heh, tumben-tumbennya ini orang mau masuk hari sabtu.
“Are you sure? It would be empty on that day, so I wouldn’t need to make any reservation.”
“Really? Usually always full,”

“No, in Saturday is always empty.”
“No, I mean Sarsday…, thusday, Wednesday, SARSDAY….”
Ia menjelaskan.
“Oohh… you mean Thursday, sorry I thought Saturday.”

“Natasha, is this ajent?”
He? Agen? Deterjen? Apa???
“Sorry, sir?”
“Ajent…ajent….”
Masih menatap mukanya dengan bingung, berharap ada jawaban yang akan melintas di jidadnya.
“Do you need this in a hurry?”
Ampun…, ampun….maksudnya URGENT toh….

Salah seorang bosku, sepertinya tidak mau repot lagi, jadi, walaupun dia duduk tepat di depanku, untuk tugas-tugas yang dia ingin aku kerjakan, dia lebih senang meng-emailku.

Untuk sekarang ini sih, language barrier sudah bukan masalah besar lagi. Walaupun kalau ada orang jepang baru lagi datang, selamatlah sudah….start all over again.

Kapan, nih???

Beberapa bulan yang lalu, sebelum bos-ku cuti, ia tiba-tiba bertanya kepadaku, “Natasha, when is your next home leave?”
Ini memang bukan pertanyaan yang luar biasa, justru bisa dibilang, disini itu adalah Pertanyaan Standard Basa-Basi (PSBB) jika bertemu orang.
Maksudku begini, kalau misalnya di Jakarta, ketika bertemu seseorang yang engkau kenal, PSBB-nya pasti akan berbunyi seperti ini, ”Eh, santi, mau kemana ?” Nah, kalau ditempatku ini, PSBB berbunyi seperti ini, “Eh, bapak, gimana ? kapan cuti, pak ?”

Tapi berhubung yang bertanya adalah, bos-ku sendiri, tidak mungkin ia bertanya hanya untuk basa-basi, pasti ia ingin mencocokan jadwal. Kesempatan yang baik, pikirku, kebetulan, aku ingin minta supaya jadwalku dimajukan.
“I’m planning, to take my home leave on February, sir, it would be my last home leave, and then I would go back in June.” Aku sengaja menekankan, kata-kata ‘my last home leave,’ supaya dia sadar akan jadwalku.



Dia hanya tersenyum, “ah, oke,” katanya


Yesss!!! Sukses! Aku tersenyum dalam hati, lumayan bisa dapet maju cutinya. Tapi belum selesai berpikir seperti itu, dia sudah berkata lagi, “But, Natasha, maybe not last home leave….


Sialaaannn….and there it goes, the last bit of happiness left in me…. Lebay mode : on


Jadi kalo bukan Juni, kapan nih? Juli? Agustus? September? Tidaaaakkkk…!!!

Saturday, January 3, 2009

Selamat Natal en Tahun Baru

Selamat Natal en Tahun Baru semuaaa...!!!

sudah agak lama aku tidak menulis..., sepertinya sekarang harus mulai rajin lagi, ya? ;)

Anyways, tahun ini, aku 'ketiban' taun baruan di hutan ini lagi, setelah tahun lalu bisa meloloskan diri, ternyata tahun ini aku kurang beruntung..., untung aja, ada banyak temen-temen yang senasib..., jadinya enggak sedih-sedih banget laahhh.... :(

Natalan disini, enggak terasa kaya natal. Di satu kantor ini, cuman ada 1 pohon natal yang dipasang, dan itu pun dipasangnya di dalam ruangan section subcontracting..., yang ada di pojokan.

Tapi tetep aja, if christmas doesn't come to us...then we'll come to christmas (tree) ehheheh... :D