Thursday, January 29, 2009

Falling in Love with Love

Falling in love with love is falling for make-believe
Falling in love with love is playing a fool
Caring too much is such a juvenile fancy
Learning to trust is just for children in school

Tiba-tiba aku menemukan kembali lirik lagu itu, dan aku tersenyum.

Sepertinya memang sering terjadi, ketika seseorang justru jatuh cinta pada perasaan ‘jatuh cinta’ itu sendiri.

Rip Your Face

Baiklah…I’ll admit itI may have deliberately set someone up. But I have a very good reason for that.

Tidak biasa-biasanya aku melakukan hal seperti ini. I mean, kalo aku kesal dengan seseorang, biasanya aku hanya akan mengomel selama yah…, 1 hari…, 1 bulan…, 1 tahun, mengenai orang tersebut, tidak melakukan apa-apa, dan lebih memilih untuk menghindari segala bentuk komunikasi apapun. Tapi kali dia, sepertinya orang itu, benar-benar memintanya, dan ada suatu saat, ketika aku ingin sekali mencabik-cabik mukanya, terutama mulutnya.

Aku tidak suka sekali dengan gayanya yang sok tahu, bossy, dan manja. Ingin sekali aku berteriak-teriak di depan mukanya.
Life is hard, get use to it!!!

Aku tidak menyesal melakukannya. Memang yang aku lakukan bukanlah pembalasan tingkat ‘hardcore’ seperti di sinetron atau telenovela, hehehe…. Tapi bagiku sudah cukup. Aku hanya ingin dia merasakan ‘perkataan’-nya sendiri.

Kita akan liat perkembangan selanjutnya.

Saturday, January 10, 2009

Say, What???

Mereka mengucapkannya dengan cara yang lucu.

Sebulan pertama aku bekerja di kantor ini, aku merasa stress. Not because of the work itself, no…, dibandingkan dengan dosenku jaman kuliah dulu, ini masih bisa aku atasi, hehehehe…. Tapi karena aku tidak mengerti sepatah katapun yang bosku ucapkan. Aku bekerja langsung dengan orang-orang jepang, and I could almost swear, walaupun mereka sudah berbicara dengan bahasa inggris, tetap terdengar seperti bahasa jepang di telingaku. Aku ingat mereka harus mengulangnya 2 sampai 3 kali agar aku mengerti, tapi sepertinya juga, karena mereka sadar bahwa cara mereka mengucapkannya memang membuat orang bingung, sehingga mereka harus mengulang beberapa kali. Jika mereka sedang terburu-buru, dan aku hanya bisa menangkap sedikit dari kata-kata mereka, maka permainan tebak-tebakan pun, dimulailah. Apa dia minta aku bikin kopi untuk 7 orang? Atau memfoto kopi dokumen 7 kali? Copy? Cofy? Cohi? Sial….

Suatu ketika,
“Natasha, can you take this to sibiru?”
Sibiru? Apa ada orang yang namanya sibiru?
“Excuse me?”
“Sibiru, can you take this to sibiru in 6th floor.”
Aaahhh….ternyata dia memintaku untuk mengantar dokumennya ke section CIVIL, yang ada di lantai 6.

Atau…
“Natasha, please book meeting room in Sarsday.”
Heh, tumben-tumbennya ini orang mau masuk hari sabtu.
“Are you sure? It would be empty on that day, so I wouldn’t need to make any reservation.”
“Really? Usually always full,”

“No, in Saturday is always empty.”
“No, I mean Sarsday…, thusday, Wednesday, SARSDAY….”
Ia menjelaskan.
“Oohh… you mean Thursday, sorry I thought Saturday.”

“Natasha, is this ajent?”
He? Agen? Deterjen? Apa???
“Sorry, sir?”
“Ajent…ajent….”
Masih menatap mukanya dengan bingung, berharap ada jawaban yang akan melintas di jidadnya.
“Do you need this in a hurry?”
Ampun…, ampun….maksudnya URGENT toh….

Salah seorang bosku, sepertinya tidak mau repot lagi, jadi, walaupun dia duduk tepat di depanku, untuk tugas-tugas yang dia ingin aku kerjakan, dia lebih senang meng-emailku.

Untuk sekarang ini sih, language barrier sudah bukan masalah besar lagi. Walaupun kalau ada orang jepang baru lagi datang, selamatlah sudah….start all over again.

Kapan, nih???

Beberapa bulan yang lalu, sebelum bos-ku cuti, ia tiba-tiba bertanya kepadaku, “Natasha, when is your next home leave?”
Ini memang bukan pertanyaan yang luar biasa, justru bisa dibilang, disini itu adalah Pertanyaan Standard Basa-Basi (PSBB) jika bertemu orang.
Maksudku begini, kalau misalnya di Jakarta, ketika bertemu seseorang yang engkau kenal, PSBB-nya pasti akan berbunyi seperti ini, ”Eh, santi, mau kemana ?” Nah, kalau ditempatku ini, PSBB berbunyi seperti ini, “Eh, bapak, gimana ? kapan cuti, pak ?”

Tapi berhubung yang bertanya adalah, bos-ku sendiri, tidak mungkin ia bertanya hanya untuk basa-basi, pasti ia ingin mencocokan jadwal. Kesempatan yang baik, pikirku, kebetulan, aku ingin minta supaya jadwalku dimajukan.
“I’m planning, to take my home leave on February, sir, it would be my last home leave, and then I would go back in June.” Aku sengaja menekankan, kata-kata ‘my last home leave,’ supaya dia sadar akan jadwalku.



Dia hanya tersenyum, “ah, oke,” katanya


Yesss!!! Sukses! Aku tersenyum dalam hati, lumayan bisa dapet maju cutinya. Tapi belum selesai berpikir seperti itu, dia sudah berkata lagi, “But, Natasha, maybe not last home leave….


Sialaaannn….and there it goes, the last bit of happiness left in me…. Lebay mode : on


Jadi kalo bukan Juni, kapan nih? Juli? Agustus? September? Tidaaaakkkk…!!!

Saturday, January 3, 2009

Selamat Natal en Tahun Baru

Selamat Natal en Tahun Baru semuaaa...!!!

sudah agak lama aku tidak menulis..., sepertinya sekarang harus mulai rajin lagi, ya? ;)

Anyways, tahun ini, aku 'ketiban' taun baruan di hutan ini lagi, setelah tahun lalu bisa meloloskan diri, ternyata tahun ini aku kurang beruntung..., untung aja, ada banyak temen-temen yang senasib..., jadinya enggak sedih-sedih banget laahhh.... :(

Natalan disini, enggak terasa kaya natal. Di satu kantor ini, cuman ada 1 pohon natal yang dipasang, dan itu pun dipasangnya di dalam ruangan section subcontracting..., yang ada di pojokan.

Tapi tetep aja, if christmas doesn't come to us...then we'll come to christmas (tree) ehheheh... :D