Wednesday, March 23, 2011

Telegram

Tentunya anda-anda sekalian mengenal Telegram, kan? Atau setidaknya pernah mendengar kata telegram, kan?

Aku terheran-heran, terkejut, bahkan sedikit histeris, ketika mengetahui teman-teman sekantor-ku tidak mengenal telegram. Secara teoritis, mereka tahu telegram itu apa, tapi mereka sendiri belum pernah melihat, dan belum pernah dikirimi telegram.

Maksudku, pastinya sewaktu jaman SD, anda pernah, kan, latihan membuat telegram, wesel pos, dll. ? Pernah, kan? Atau mungkin sekolah ku saja yang memang terlalu canggih hingga melatihnya murid-muridnya membuat telegram?

Aku dengan susah payah menjelaskan bentuk telegram kepada teman-temanku, sibuk menggerak-gerakkan tanganku, menggambarkan kira-kira seperti apa bentuknya. Dengan amplopnya yang berwarna biru. Kertasnya yang tipis, seperti kertas print yang tidak akan putus-putus itu loh, (apa namanya ya?)

Setelah menjelaskan itu pada mereka, aku mengajukan pertanyaan baru. “Kalau telegram indah, pernah denger, gak?” Dan lagi-lagi, aku harus menjelaskan seperti apa telegram indah. Tidak ada tulisannya, hanya tertera nama pengirim dan penerima, jika amplopnya dibuka, hanya ada gambar saja. Biasanya, Kue untuk selamat ulang tahun, lilin untuk Natal, ketupat untuk lebaran. Aku tahu, karena dahulu, ketika ku kecil, tante ku selalu mengirimkan telegram indah pada hari ulang tahun ku. Selesai menjelaskan dengan berapi-api dan susah payah, komentar teman-temanku hanya :

Loe tinggal di jaman mana sih, Nay? Umur loe berapa?”

HAH!

Momen Aneh

N : Me

A : Lawan Bicara


Ketika berada di lift yang akan turun ke lantai bawah, dan ada satu orang bapak-bapak (visitor) akan turun juga.

A : Udah lama mbak, kerja disini?

M : Lumayan pak….

A : Udah berapa lama?

M : Sekitar 5 tahun, lah….

A : Udah nikah, mbak?

M : (Punya feeling kalo bapak-bapak ini kayanya aneh, en pengen langsung turun di lantai mana aja, begitu pintu lift kebuka)