Friday, August 26, 2011

Elevator

Entah kenapa pada hari yang sama, saat itu, aku bisa mengalami 2 kejadian aneh di lift kantor.

Bermula ketika aku akan ke lantai 35. Dari lantai ku, untuk mencapai lantai itu, harus harus berganti lift di lantai 26, untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Emang cuman bis aja yang bisa ganti-ganti?

Anyways,

Ketika mengantri lift, beberapa orang sudah ada terlebih dahulu, sebelum aku. Beberapa orang pria, dan dua orang wanita. Lift itu datang, kami semua naik. Tidak ada yang bersuara di dalam lift. Semua hanya berdiri, dengan mata terpaku pada pintu, atau pada angka penunjuk lantai, sampai tiba-tiba.

Krriiiuuuukkkkk....

2 detik setelahnya, terdengar suara, "sumimasen."
Ternyata salah satu wanita yang tadi! Ternyata perutnya yang berbunyi. Aku tidak berani melihat ke arahnya. Hanya menunduk, berkonsentrasi memasang muka datar, demi tidak menambah rasa malu si wanita itu.

Beberapa detik kemudian....

Krrriiiuuukkkkk.... Diikuti lagi dengan, "sumimasen...."

Addohh...wanita malang, kalau aku jadi dia, ketika pintu lift terbuka tadi, aku akan langsung keluar. Naik tangga..., naik tangga deh...! Yang penting harga diri booo....
Okelah, aku mungkin tidak akan naik tangga 1o lantai juga, mungkin yah..., 1 lantai saja, dan menahan lift lain di lantai berikutnya, berharap isinya bukan orang-orang yang sama, hehehehe.
Sambil menunduk aku melirik ke arahnya, ia ternyata sedang menahan perutnya. Aku rasa, ia juga sedang berdoa supaya perutnya jangan berbunyi lagi, sampai ia tiba di lantai tujuannya. Doanya terwujud. Tidak ada lagi insiden perut berbunyi hingga ia keluar.

Ketika aku akan turun kembali ke lantai ku. Pintu lift terbuka, hanya ada seorang pria di dalamnya. Aku pun naik. Kami masing-masing berdiri di pojok lift. Mataku terarah ke penunjuk lantai di lift. Sampai tiba-tiba aku melihat sebuah gerakan aneh dari si pria di pojokan.

Ia tiba-tiba memegang bagian pinggang celananya, dan mulai membuka ikat pinggangnya. Tanpa sadar aku semakin merapat ke pojokan lift. Antara tidak mau melihat tapi tetap waspada. Mataku hanya terarah ke angka penunjuk lantai atau ke lantai di lift itu. Ternyata oh,
ternyata..., si pria hanya ingin membetulkan bajunya! Ingin rasanya aku berteriak..., "helooo..., misteeerrr..., gak kenal sama yang namanya wc ya?" Atau kalau si bapak itu terlalu malas ke wc, paling gak, pas dia sendirian di lift, kek. Jangan pas barengan sama cewe yang saat itu, baru seminggu saja tinggal di Jepang, en jadi mikir..., ya olloohh..., masa di kantor begini ada juga orang yang seneng 'pamer' gitu sih? Hehehehehe....

No comments: