Jadi, kemarin malam kami bertengkar.
Kami mempertengkarkan masalah lirik lagu "Mengheningkan Cipta" yang bisa dibilang, terakhir kali kami nyanyikan adalah semasa SMA dulu, yaaaah, kira-kira 7 - 8 tahun yang lalu, lah.
Entah kenapa, tiba-tiba ia menyanyikan lagu "Mengheningkan Cipta" di telpon, aku akhirnya juga ikut-ikutan menyanyikan lagu itu. Tapi ternyata kami berdua sama-sama lupa lirik lengkapnya, ehhehehhee....
Aku memulai dengan menyanyikan bait pertama, "Dengaaaaannnn seluruuuhhh, angkasa raya memujaaaaaa......"
"Memuja? mana ada kata 'memuja' di lagu itu? yang ada juga 'memuji!!!' " Ia mengomel.
"Enak aja, jelas-jelas memuja, kok!" Aku tidak mau kalah....
Lagu dilanjutkan.....sampai mana tadi? oh, ya! "Dengaaaaannnn seluruuuhhh, angkasa raya memujaaaaaa......melawan negara....." Dia melanjutkan nyanyianku.
"Huauhauhhahahaha...." Aku tertawa terpingkal-pingkal. "Mana ada kata 'melawan negara??' yang ada juga 'pahlawan negara!!!'
"Eh, enak aja, jelas-jelas tadi aku bilang, pahlawan negara, kok! Kawan...kawan...coba kupingmu itu dikorek dulu!"
"Huh! jelas-jelas tadi loe bilang melawan negara, kok!" Tapi suaraku sudah tidak didengarnya lagi, ia sedang sibuk tertawa terpingkal-pingkal di ujung telpon.
Aku kembali melanjutkan lagu itu....."....angkasa raya memujaaa...pahlawan negara......yang gugur.....(aku lupa) nanananan....di ribaan bendera"
Ia kembali tertawa, "mana ada itu, kata 'nananana', lagian emangnya ada? kata di ribahan bendera??"
"Heh! namanya juga orang lupa! Lagian, macam loe inget aja semua liriknya?"
Lanjut lagi...."Di ribaan bendera, bela nusa bangsa....kau kukenang wahaai....nananana....bangsa"
Ia kembali sibuk tertawa di ujung telpon, sementara aku terus menyanyikan lagu itu.
"Tanda....jasa.....kau......(aku terdiam, tidak tahu lanjutannya)"
"Lanjutannya gimana, sih?" aku bertanya....
"Ehm...." ia berpikir, "Lupa" ia berkata lagi....
Aku hanya bisa tertawa, "Kawan....kawan....sok kali dirimu itu, tadi katanya hafal!"
Akhirnya aku melanjutkan lagi...."Tandaaaa.....jasa.....kau.....nananananananana.....bagi Indonesia......"
"Eh, yang bener bagi Indonesia 'Pusaka' apa 'Merdeka,' sih?
"Ya, merdeka, laaah, mana ada itu Indonesia Pusaka? Jangan-jangan kamu juga gak tau ya, pengarangnya siapa?
"Heh? Emangnya siapa? Huh! dia pasti sok tau aja, tuh!"
"Enak aja, penciptanya itu namanya Muchtar Yadi!"
"Yakin itu? bukannya Gesang, atau W.R. Soepratman?" Aku sengaja memberikan nama yang salah.
"Duh, itu kan penciptanya "Bengawan Solo" sama "Indonesia Raya!" Dia semakin ngotot.
"Yah, kan, siapa tau loe salah?"
"Sebentar kita cek, dulu....kita liat di Google"
sesaat kemudian....
"Eh, salah deng, ternyata penciptanya T. Prawit"
Aku langsung tertawa terbahak-bahak. "Kalo gitu, Muchtar Yadi itu siapa?? Dasar asal comot nama orang aja, jangan-jangan itu nama tukang sapu di sekolah loe dulu, ya?"
Ia hanya bisa ikut tertawa.
Jadi akhirnya aku mencari di internet lirik lengkap dari lagu "Mengheningkan Cipta", karena aku yakin ada banyak orang di luar sana yang juga lupa sama lirik ini.
Ternyata, liriknya pendek ya....ehhehehe...
Mengheningkan Cipta
Karangan / Ciptaan : T. Prawit
Dengan seluruh angkasa raya memuji
Pahlawan negara
Nan gugur remaja diribaan bendera
Bela nusa bangsa
Kau kukenang wahai bunga putra bangsa
Harga jasa
Kau Cahya pelita
Bagi Indonesia merdeka
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
dasar kurang nasionalis lo.
masak lagu ini aja lupa..
*sokingetpadahalamnesiajuga*
hahaha..
Post a Comment