Yang aku maksud kreatif diatas itu, lebih spesifik ke arah cucian. Mungkin mereka bosan melihat seragam kerja kami, yang warnanya abu-abu membosankan . Seperti gambar dibawah misalnya. (Sekalian pamer foto….)
Karena rasa bosan itulah, mungkin akhirnya mereka mulai ‘mewarnai’ baju-baju yang kami berikan untuk dicuci.
Suatu hari di camp, teman sebelah kamarku tiba-tiba berteriak, lalu berlari menghampiriku di kamar. “Nay!!!” katanya, “coba loe liat handuk gue, warnanya apa?”
Sepertinya tidak ada yang salah, pikirku. Handuk itu terlihat baik-baik saja. “Ungu,” jawabku singkat, melihat keadaan handuknya yang sehat walafiat, berwarna ungu.
“Bukan! Handuk gue ini, aslinya warna pink!!!”
Aku hanya bisa diam ternganga, lalu tertawa terbahak-bahak. Rupanya warna ungu yang aku kira adalah warna asli dari handuk tersebut—berhubung warnanya terlihat merata—ternyata adalah hasil terkena lunturan dari baju yang lain. Hahahahaha…..!!!
Kasus yang lain adalah, ketika seorang temanku, mendapati bahwa bajunya yang baru dikembalikan dari cucian, bukannya tambah bersih, malah terdapat banyak noda cat polkadot kuning yang menghiasi seragamnya, dengan manis. (Membuatku teringat akan lagu lama “she wore an it bitsy teeny weeny, yellow polkadot bikini…,” ada yang tau lagu ini enggak?) Tentunya dia protes. Akhirnya seragamnya itu dicuci kembali. Tapi ketika kembali—kami tahu bahwa harapan kami terlalu tinggi untuk mendapati seragam itu akan bersih total ketika selesai dicuci—totol-totol kuning yang menghiasi seragam temanku, sekarang tersebar merata ke seluruh bajunya. Akhirnya bajunya yang semula berwarna abu-abu, sekarang jadi berwarna kekuning-kuningan. Bordiran nama yang ada di bajunya pun, berubah jadi kuning total. Akhirnya kami sering menggodanya, sepertinya ada seseorang di catering kami yang menyukainya, sampai-sampai bordiran namanya dijahit ulang dengan warna emas. Hehhehehe….
Kasus-kasus lainnya lagi seperti, ketika seorang temanku mencuci jaketnya. Balik dari cucian, jaket sudah berubah jadi cardigan. Menciut rupanya. Kalau temanku ini cewe, sih, mending, masih bisa dipake itu cardigan. Sayangnya dia cowo, jadi menurut kecurigaanku, jaket itu mungkin sudah berakhir di tempat sampah. Temanku yang lain mencuci piyamanya, ketika balik sudah jadi kain perca. Luntur dan tidak berbentuk.
Baru saja kemarin, ketika aku memakai baju bebas ke kantor, seorang temanku yang lain bertanya, “kok, tumben, pake baju bebas, Nay?”
“Iya, nih, baju gue kaga dicuci!!!” aku berkata, sewot.
“Itu, sih, mending Nay, kalo gue, cucian gue jadi pink semua,” katanya memelas. FYI, temanku ini seorang pria.
Ternyata benar, ketika aku perhatikan, memang sekarang seragamnya yang abu-abu itu sekarang bernuansa pink. HAHAHAHAHA….!!!
“Semuanya jadi pink, Nay, ampe baju dalem en celana dalem gue juga jadi pink,” Ia menunjukkan kaos dalamnya yang benar-benar berwarna pink.
Aku hanya bisa berkomentar, “gile, gue aja gak punya baju warna pink. Eh, tapi, Yon, kalo loe udah tau baju loe ampe yang dalem-dalem juga, udah jadi pink, kenapa masih loe pake juga? Kenapa gak pake yang lain aja?”
“Nay, kan udah gue bilang tadi, semuanya jadi pink, Nay, semuanya!”
Hahhahaha…,benar-benar speechless . Well, at least there’s a saying, “ A true man, won’t be afraid to wear pink.” I suppose you are a ‘true’ man, kan, Yonn?
3 comments:
Tega bener lo ma gw Naii...hiks..hikss, mentang2 gw dipaksa jadi pinky boy...gw gak mau tau pokoke ntar malem makan bareng...hooo..
ya ampun mas, boy.... pakean si Yon sekarang pinky semua? Gimana nih reputasi band kita?
eh ada putu gw :)
Post a Comment