Melewatkan satu kali lagi tahun baru di hutan ini, mungkin terasa sedikit menyebalkan. Terutama karena, banyak teman-temanku yang pergi, dan tidak ada acara panggung hiburan lagi. Terlepas dari acara panggung itu, yang isinya selalu dangdut lagi, dangdut lagi, tapi cukup menghibur loh! Atau mungkin aku bisa mengatakan ‘menghibur’ karena aku sudah terlalu lama tinggal disini?
Tapi…, tapiiii…. Ketika malam tahun baru yang aku lewati tidak seperti yang aku harapkan, ternyata justru pada tanggal 1 Januari 2010 lah, hal yang seru terjadi! Kami diperbolehkan jalan-jalan, keluar dari Site ini. Huaaahhh…, menyenangkan! Entah apa yang dilakukan Samson, hingga si bos jepang yang super cerewet itu mau memberikan ijin kepada kami. Oh ya, Samson adalah nama boat coordinator kami. Kebetulan nama dan perawakannya bisa dibilang cocok, ia berbadan tinggi besar, berkulit hitam, tapi tidak gondrong hehehhehe. Jangan-jangan si jepang itu serem ngeliat muka Samson? Atau karena Samson mengatakan bahwa kami akan beli
Perjalanan dimulai pukul 8 pagi. Tujuan : Tofoy. Sebuah desa kecil, dengan jarak perjalanan 1 jam menggunakan boat dari tempat kami bekerja. Menyenangkan sekali karena, satu kami boleh keluar dari area kerja, dan dua, kapan lagi bisa jalan-jalan ke salah satu desa di papua yang hanya bisa dicapai dengan menggunakan perahu? Man, this opportunity doesn’t come twice!
Boat kami berlabuh di wooden jetty milik perusahaan. Ketika kami mendekat, seorang anak kecil sudah berdiri disitu, menunggu. Ternyata dia adalah anak bapak security yang ikut untuk meng-escort kami. Akhirnya kami bertamu di rumahnya. Makan rambutan sebelum jalan-jalan keliling desa.
Ketika saudara-saudaranya sudah kenyang, tanpa menghabiskan makanannya mereka semua langsung pergi. Tapi dia tetap duduk di depan piring makanannya, makan dengan pelan, berkeringat dengan deras. Akhirnya aku ajak dia bicara. “Makanannya enak, Noel?” Dia diam. “Sudah kenyang kah?” Masih tidak ada suara. Akhirnya aku mengerti, sepertinya si anak kecil ini, takut kalau tidak menghabiskan makanannya dia harus membayar sendiri, hauhauhauhauha. Mungkin dia sudah membayangkan, bagaimana dia harus memberitahu emaknya di rumah, kalau dia berhutang sepiring makanan di warung di pasar, dan mungkin ibunya akan marah besar mengetahui hal itu, ehehehhehehe. Akhirnya setelah memberitahu kalau sudah kenyang dia bisa meninggalkan makanannya, tanpa membayar, anak itu pun, ikut bermain-main dengan riang di luar bersama saudara-saudaranya. Dasar si Om Kevin, kalau ngomong sembarangan aja.
