Dari balik kubikal berwarna abu-abu, di ujung ruangan, dia mengintip….
Terusan coklat, cardigan krem, ikat pinggang lebar berwarna hitam, stocking hitam, dan sepatu hak tinggi berwarna hitam mengkilap.
Terusan ungu, ikat pinggang lebar berwarna hitam, legging hitam, sandal tali-tali seperti tentara romawi.
Rok lipit coklat, sepatu hak tinggi 5 centi, kameja putih yang manis….
Rambut panjang sepinggang bergelombang berwarna kecoklat-coklatan.
Dari balik bilik kecilnya, ia menengok kiri dan kanan….
Seorang pria berbicara kepada laptopnya dengan suara lantang, mengetes voice recognition.
Seorang yang lain keluar masuk sebuah ruangan, membuka dan menguncinya kembali, mengulang hal yang sama beberapa kali sehari. Apa yang disimpannya disana, sehingga ruangan itu, harus terus dalam keadaan terkunci…?
Yang lain lagi, sibuk mondar-mandir, membawa map plastik biru, dokumen yang harus ditanda tangan, atau mengambil kertas yang keluar dari mesin printer.
Dari ujung ruangan ia mendengar….
Bip…. Kartu digesekan ke sensor pintu, seseorang baru saja masuk dari luar….
Tullululutt….tulululuulut…..telepon berbunyi berulang-ulang si empunya telpon tidak ditempat. Telpon tidak berhenti berbunyi, sampai akhirnya, “Hallo, maaf orangnya sedang tidak ditempat.”
Ting Tung…. Suara panggilan Information atau mungkin untuk parkir, dari gedung sekitar terdengar, lalu samar-samar diikuti oleh suara seorang perempuan.
Di kubikal abu-abu di ujung ruangan, jauh dari semua orang, dia bersembunyi. Kameja lengan panjang kotak-kotak, jeans lusuh, dan sepatu datar berwarna hitam. Sibuk menulis blog-nya sambil sembunyi-sembunyi mendengarkan mp3 kesayangannya, tersenyum pada dirinya sendiri. Puas dengan dunia kubikal abu-abu miliknya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment