Ketika kukecil, setiap siang, ibuku akan menyuruh aku dan kakak-kakakku serta adikku untuk tidur siang. Tapi emang dasar anak-anak, disuruh tidur siang susah, tapi begitu malam tiba baru jam 8, mata udah merem-melek, menahan kantuk, gara-gara masih ingin menonton film kesukaan. Akhirnya, karena tidak tidur siang, besoknya jadi mengantuk di sekolah, dan tertidur di belakang kelas, pada saat jam pelajaran agama, sampai akhirnya dibangunkan sama sang guru agama (ehheheheh…..jadi teringat…, abisan sih, gurunya udah tua, en ngajarnya kaya ngedongeng, gimana gak ketiduran???)
Anyways,
Selain selalu menyuruh kami untuk tidur siang, ibuku juga tidak suka melihat anak-anaknya ini, keseringan jajan. (Tapi itu tidak pernah mencegah kami..., sorry ma!).
Akhirnya untuk menyiasati semua ini, aku dan kakak-kakakku—adikku masih terlalu bodoh untuk mengerti—akan bekerja sama, demi mendapatkan kepuasan bersama, ehhehehehe, (senyuman licik muncul di wajah).
Setiap siang, selain menyuruh kami untuk tidur siang, ibuku akan tidur juga. Pada kesempatan emas itulah, kami mulai menjalankan rencana gemilang kami. (lagu film Mission Impossible mulai terdengar sebagai latar belakang)
Jadi, di rumah kami yang dulu itu, untuk mencapai ruang tamu, dari ruang makan, kami harus melewati sebuah gang kecil yang lebarnya sekitar 1 – 1,5m. Tepat di sebelah tembok itu, terletak kamar ibuku. Dan ada sebuah jendela kecil—bisa dibilang seperti lubang udara—yang terletak tinggi diatas hampir mencapai plafon rumah.
Aku pada saat itu—hanya pada saat itu, sekarang sudah tidak lagi—mempunyai sebuah kemampuan yang sangat hebat, dan menguntungkan bagi kami semua. Yang kumaksud dengan kemampuan hebat adalah, aku bisa memanjat—atau merayap—menaiki tembok, untuk mengintip melalui jendela yang tinggi dan terhubung langsung dengan kamar ibuku, untuk melihat keadaan. (Maksudnya untuk melihat apakah ibuku masih tidur atau tidak).
Jika keadaan aman, maka kakakku akan melakukan misi yang kedua, Ia akan merayap keluar—karena jendela yang satu lagi di kamar ibuku, lebarnya hampir setengah badan, dan menghadap ke jalan yang menuju pagar, sehingga siapapun yang keluar masuk, bisa terlihat dari dalam.—untuk jajan ke warung.
Ia akan berlari secepat mungkin ke warung yang hanya berjarak 2 rumah, dari rumah kami, lalu kembali ke rumah, tidak lupa untuk merayap, jika melewati jendela kamar ibuku. Tentunya, ketika ia kembali, kami akan membagi hasil ‘jerih payah’ kami ehhehhehe….
Dan tentunya, Ibuku masih tertidur, ketika kami selesai melakukan semua itu.
MISSION ACCOMPLISH!!! (Lagu Mission Impossible, mulai terdengar kembali sebagai latar belakang.
Jadi teringat masa-masa bodoh sewaktu kecil dulu. Kapan-kapan kalau teringat, aku akan menceritakannya lagi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
hahahahaha..
itu gambar siapaaa??
hahahahaha.. kocak abis. XD XD
dulu gue juga gitu. kabur pas disuruh tidur siang.
abis emak gue curang. tiap siang inilah yang terjadi:
ibu ning indiyati: kamu pilih, mau makan apa tidur siang?
anaknya yang pintar: *dalem hati: ah, makan aja. kan abis makan nggak usah tidur, jadi bisa maen layangan* ya udah, makan aja deh.
**adegan selanjutnya: gue makan siang dengan tidak napsu - lo tau kan kemampuan masak emak gue. hahaha..**
yang terjadi kemudian:
ibu ning indiyati: nah, udah makan, sekarang.. AYO TIDUR SIANG!
gue: $&^*&^%($%^#$^@$#@&%^*(&*%&$
*meraung-raung karena ngerasa ditipu*
cerita ditutup dengan:
ibu ning indiyati terlelap di kasur dan gue kabur manjat jendela. yeyyy, maen layangan di sawah.
hahahahahaha..
indahnya!
HA...HA..HA..
ANCUUR ... tambahan ilustrasinya pas banget ...
entaH kenapa gambarnya PAS banget dengan lu...one single (long) line...hahahaha....
tapi kalau ngomong soaltidur siang emang dulu adalah sebuah aktifitas yang menyiksa banget ..berarti sama yak dimana mana..
yang jelas masalahnya karna "panas" banget , dan kalau bangun tuh, keringetan!! hii ga yoi banget, plus ga bisa spedaan sama temen2..
atn
Post a Comment